Liburan Keluarga di Padang : Group F6 Asik 2 – 4 Desember 2017

Liburan keluarga di Padang bisa menjadi salah satu pilihan untuk mengisi long weekend. Pada 2 – 4 Desember 2017, Jelajah Sumbar dipercaya sebagai partner perjalanan oleh group yang menamakan dirinya F6. Mereka adalah Mbak Nara, Mbak Nia, Mbak Miha, Mbak Dian dan Mbak Riri yang semuanya bekerja di instansi yang sama yaitu Jasa Raharja. Tour Padang ini terasa lebih seru dengan kehadiran si imut Kanza dan si kecil Ghina, buah hati dari Mbak Riri dan Mbak Dian.

Oh iya, Paket Wisata Padang yang dipilih Group F6 ini adalah Paket Tour Padang Bukittinggi 3D2N

Berikut ini cerita perjalanan kebersamaan selama tiga hari dua malam bersama Jelajah Sumbar, menjelajahi beragam wisata alam, wisata budaya, dan tentunya wisata kuliner.

Hari Pertama : BIM – Lembah Anai – Minang Village – Lawang Park – Bukittinggi

Dengan pesawat Citilink, rombongan F6 tiba di Bandara Internasional Minangkabau tepat jam 09.30 dan langsung disambut oleh team Jelajah Sumbar.

Sebelum memulai tour di hari pertama, kami singgah terlebih dahulu di Soto Angkasa untuk sarapan.

Sarapan di Soto Angkasa

Cuaca di hari pertama bak cando suasana hati jomblo nan teraniayo, langit ditutupi awan gelap berwarna hitam, sebagian kelabu dan turun rinai sedikit – sedikit. Meski demikian rombongan tetap semangat menjalani tour ini.

Di Lubuk Alung kami singgah di kedai Pinyaram, penganan khas Minang yang memiliki cita rasa seperti kue cucur hanya saja bentuknya lebih kecil.

1,5 jam perjalanan, kami pun tiba di Air Terjun Lembah Anai. Dengan tiket masuk sebesar Rp 3,000 kami memasuki area air terjun dengan menaiki beberapa anak tangga dan sampailah kami di spot untuk berfoto.

Air Terjun Lembah Anai

Selanjutnya, dari Air Terjun Lembah Anai kami menuju Museum Bustanil Arifin/Pusat Dokumentasi dan Informasi Kebudayaan Minangkabau atau yang biasa dikenal sebagai Minang Village. Selain mendapatkan infromasi mengenai Kebudayaan Minangkabau, disini kita juga bisa mengenakan pakaian adat khas Minangkabau. Rombongan F6, Kanza dan Ghina nampak cantik ketika mengenakan pakaian wanita khas Minangkabau. Kami pun berfoto bersama dengan latar Rumah Gadang.

Menjadi anak daro di Minang Village

Suasananya sejuk, jadi betah foto – foto disini

Suasana sejuk membuat kami betah berlama – lama di Minang Village hingga tak terasa telah memasuki jam makan siang. Kami pun melanjutkan perjalanan ke Rumah Makan Pak Datuk, rumah makan di Padang Panjang yang terkenal dengan rendangnya yang lezat.

Usai makan siang dan shalat, tour dilanjutkan menuju Bika Talago di Koto Baru. Di Koto Baru banyak sekali kedai yang menjajakan bika namun yang paling terkenal ialah Bika Talago, banyak sekali wisatawan yang datang kesini untuk mencicipi kue khas Minang dengan cita rasa manis dan gurih ini. Kami pun harus mengantri beberapa menit untuk mendapatkan Bika.

Selagi menunggu bika dimasak, kami mencoba minuman khas Minang yaitu Aia Aka yang dijual oleh seorang ibu paruh baya dengan gerobak disebelah kedai Bika Talago. Aia aka yang dijual ibu ini memiliki dua rasa yaitu manis (menggunakan santan dan gula saka yang dicairkan) dan asam (menggunakan air perasan daun kacang tujalai).

Akhirnya kami mendapatkan kue bika yang diinginkan. Bika Talago menjual dua varian bika yaitu bika putih (hanya menggunakan gula pasir) dan bika coklat (pada adonan bika dicampur dengan gula saka cair). Harga satu kue bika sangat terjangkau yakni Rp 3,000, meski murah namun rasanya memang enak pantas saja jika Bika Talago selalu ramai oleh pembeli.

Dingin – dinginan di Lawang Park

Kami meninggalkan angin Gunung Marapi yang sejuk itu menuju Lawang Park. Untuk menghindari kemacetan di Simpang Padang Luar, kami melewati Sungai Tanang yang tembus ke Koto Gadang.

Tepat jam 5 sore kami tiba di Lawang Park, udara dingin langsung memeluk menyambut kami. Sore itu suasana Lawang Park sangat ramai karena sedang ada acara gathering pecinta Mitsubishi Lancer, mereka datang dari berbagai daerah. Terlihat tenda – tenda yang didirikan oleh peserta gathering, sepertinya kemping disini cukup seru.

Kami mencari lokasi yang pas untuk berfoto bersama dengan latar pegunungan dan Danau Maninjau.

Foto di Lawang Park dengan panorama Danau Maninjau

Hari semakin gelap, langit bak ditutup selimut raksasa berwarna kelam. Kami pun beranjak dari Lawang Park menuju Bukittinggi. Sebelum tiba di Hotel Campago, kami singgah terlebih dahulu di Rumah Makan Gon Raya Lamo.

 

Hari Kedua : Bukittinggi City Tour – Long Trip Minangkabau

Pagi itu Bukittinggi terasa lebih dingin dari biasanya, langit ditutupi oleh awan – awan berwarna kelabu dan tak lama kemudian turun rinai yang membasahi kota yang oleh orang Belanda dinamakan Fort De Kock ini.

Tour dimulai dengan mengunjungi Taman Panorama Bukittinggi untuk menyaksikan keindahan pemandangan Ngarai Sianok serta Gunung Singgalang – Gunung Marapi, sayangnya kabut menutupi kedua gunung itu.

Taman Panorama Ngarai Sianok

Di Taman Panorama ini juga terdapat Lobang Jepang yang juga menjadi salah obyek wisata di Bukittinggi. Ditemani oleh Pak Ujang sebagai local guide, kami memasuki goa yang dibangun oleh Jepang guna menghadapi Perang Asia Timur Raya. Selama berada di dalam goa, Pak Ujang menceritakan dengan detail mengenai sejarah yang pernah terjadi di goa ini.

Foto – foto dulu sebelum memasuki Lobang Jepang bersama pemandu Pak Ujang

Setelah keluar dari Lobang Jepang selanjutnya kami hendak menuju ikon Bukittinggi, Jam Gadang. Begitu tiba disana hujan turun lagi. Sehingga kami memilih berteduh di Pical Ayang, sembari menunggu hujan reda kami mencicipi berbagai aneka menu sarapan khas Minang seperti Lontong Pical, Lontong sayur, dan Bubur kampiun.

Tak lama kemudian hujan pun reda, kami kembali ke Jam Gadang untuk berfoto – foto. Sayang sekali Pasar Atas telah terbakar membuat kami tidak bisa mengeksplore lebih ke dalam lagi.

Jam Gadang

Lembah Harau – Jembatan Kelok Sembilan

Luruihlah jalan payakumbuh, penggalan dari lagu Minang berjudul Ayam Den Lapeh ini memang benar adanya. Jalan menuju Payakumbu didominasi oleh jalan dengan trek lurus. Pemandangan menuju Payakumbuh dihiasi oleh persawahan hijau, Gunung Marapi di sebelah kanan dan Bukit Barisan di sebelah kiri.

Memasuki Kota Payakumbuh terlihat dengan jelas wilayah di sekitar Lembah Harau dan Tarantang sedang hujan. Dan benar saja ketika kami memasuki area obyek wisata Lembah Harau hujan lah yang menyambut kami.

Kami pun berteduh di kedai yang berada di depan Air Terjun Sarasah Aka Barayun. Setelah hujan reda kami berjalan ke panorama Lembah Harau yang merupakan spot wajib untuk berfoto. Puas berfoto disini, kami ke Lembah Echo dimana suara yang kita teriakan disana akan memantul sebanyak 7 kali.

Dari Lembah Harau kami menuju Jembatan Kelok Sembilan, kami merasakan sensasi Kelok Sembilan lama saat mendaki dan kelok Sembilan yang baru saat menurun. Oh ya, tentunya kami tidak ketinggalan untuk berfoto di spot yang telah ditentukan. Sekarang telah dibuat pagar pengaman bagi pengunjung yang ingin foto di spot tersebut.

Lembah Harau

Makan di Pongek Or Situjuah dan Sate Mak Syukur

Situjuah menjadi tujuan kami usai mengunjungi Jembatan Kelok Sembilan, disana ada rumah makan yang terkenal yaitu Rumah Makan Pongek Or Situjuah. Rumah makan ini memiliki menu andalan yaitu ikan gurami bakar selain itu disini kita juga bisa mencicipi sarikaya yang berpadu dengan ketan putih.

Malam hari kami makan di Sate Mak Syukur di Padang Panjang, siapa sih yang ga kenal dengan sate yang satu ini? Presiden aja mampir kesini.

Sebelum tiba di hotel, kami singgah di Christine Hakim Industrial Park atau yang disingkap CHIP untuk membeli oleh – oleh keripik sanjay.

 

Hari Ketiga : Padang City Tour

Usai menjalani tour panjang di hari kedua, maka kali ini program tour dibuat sangat santai. Tour Padang dimulai jam 9 pagi. Dari hotel Sofyan Inn tempat kami menginap, kami menuju ke Taman IORA sebuah taman kecil di tepi jalan yang dibangun dalam rangka memperingat kongres IORA yang diselenggarakan di Kota Padang 2 tahun silam.

Taman IORA kota Padang

Taman IORA meski kecil secara ukuran namun menjadi salah satu obyek wisata yang wajib dikunjungi oleh wisatawan alasannya adalah tulisan PADANG yang tertera di taman ini. Foto disini adalah menjadi bukti kalau kita sudah mengunjungi Ibukota Sumatera Barat.

Dari Taman IORA kami kembali ke pusat oleh – oleh diantaranya Nelvi untuk mencari kebaya bordir, Kue Lapis Minang Nan Tigo yang merupakan kue kekinian dari Padang yang dimiliki oleh artis asli Minang, Dude Herlino. Terakhir ke rendang Asese membeli rendang dan sambalado yang cocok disandingkan dengan dendeng batokok. Duh, jadi lapar.

Puas berbelanja aneka oleh – oleh, kami menuju Masjid Raya Sumatera Barat. Kami pun tiba disana bertepatan dengan kumandang adzan Zuhur. Usai shalat kami menuju spot – spot foto Masjid Raya Sumbar.

Dari Masjid Raya Sumbar ke taplau alias Pantai Padang untuk makan siang tepatnya di Rumah Makan Ikan Bakar Chatib Sulaiman.

Sebelum meninggalkan Kota Padang dan kembali ke Jakarta, kami sempatkan singgah di Es Duren Iko Gantino untuk nyobain Es Duren-nya yang melegenda itu.

Tepat jam 4 sore, kami diantar menuju Bandara Internasional Minangkabau diiringi dengan hujan yang turun semakin deras. 45 menit kemudian kami tiba di BIM dan tour ini pun selesai.

 

About Author

client-photo-1
M. Catur Nugraha
Masih bekerja sebagai Naval Architect Engineer di salah satu perusahaan multinasional yang bergerak di bidang konstruksi bangunan lepas pantai sejak tahun 2012. Kecintaan kepada kampung halamannya membuat ia memutuskan untuk mendirikan Jelajah Sumbar dengan tujuan memperkenalkan keindahan Bumi Ranah Minang ke khalayak ramai dan mengajaknya untuk berkunjung ke Sumbar. Ia sangat menyukai traveling. Perjalanan yang paling ia senangi antara lain mendaki gunung, trekking ke air terjun, dan berkemah di pulau – pulau kecil. Ia juga gemar menuliskan cerita perjalanannya dan memotret obyek yang ditemuinya. Cita – citanya : menjadikan Sumatera Barat dan Wisata Padang sebagai salah satu destinasi pilihan favorit bagi wisatawan lokal maupun wisatawan Internasional.

Comments

Leave a Reply

*

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.