Author: M. Catur Nugraha

Bukittinggi, sebuah kota di dataran tinggi Ranah Minang. Tempat yang memiliki suhu udara yang dingin bagi saya yang lahir, besar dan tinggal di Jakarta. Hampir tiap kali pulang ke Sumbar, saya selalu menyempatkan diri mengunjungi kota yang dulu pernah menjadi ibu kota Republik Indonesia pada masa pemerintahan darurat. Alasannya? Karena kota ini sejuk, memiliki banyak obyek wisata dan yang menjadi alasan utama mengapa saya kesini adalah karena Bukittinggi tahu benar cara memanjakan isi lambung saya. Ya, kota ini adalah surga bagi pecinta kuliner. Di Bukittinggi, bukan perkara yang sulit tentunya untuk menemukan “surga kuliner”. Kemana pun saya melangkah, saya selalu bertemu rumah makan. Baik itu yang menjajakan makanan tradisional maupun modern yang tidak ada cita rasa Minang-nya sama sekali. Di Bukittinggi, rumah makan yang menjajakan makanan khas Minang semuanya bertarung menjual cita rasa. Karena memang Cuma itu yang penting disini. Rumah makan dengan desain yang anggun, pelang berbentuk cantik memanjakan mata hingga kursi mebel empuk dan nyaman tidak begitu penting. Lihatlah Los Lambuang di Pasar Lereng, hanya ada meja besar dengan lauk pauk yang dihidangkan bertingkat – tingkat, tempat makan hanya berupa kursi makan panjang dari kayu khas kaki lima, tapi ramainya luar biasa. Di bawah ini adalah catatan tentang beberapa Rumah Makan, café dan Restoran di Bukittinggi yang mungkin bermanfaat. Informasi Rumah Makan di Bukittinggi ini akan diperbarui ketika informasi baru tersedia. Silahkan berbagi jika anda mengetahui Rumah Makan lainnya yang layak dimasukan ke dalam daftar dan menjadi salah satu pilihan untuk “menambal” lambung saat di Bukittinggi. Nama Rumah Makan Alamat Menu Favorit Ayam Penyet Jl. Sudirman Ayam Penyet Bakso Lapangan Tembak Jl. Ahmad Yani No.1 Bakso Baroena Jl. Ahmad Karim No.1 Mie Aceh Tumis Batagor Ihsan Jl.Sudirman Batagor Ikan Goreng Garegeh Jl. Soekarno Hatta Km 3 Garegeh Ikan Goreng J&J Café Jl. Ahmad Yani No.90 Nasi Goreng KFC Jl.

Dibandingkan dengan kota dan kabupaten lain di Provinsi Sumatera Barat, perkembangan pariwisata di Bukittinggi terlihat dan dirasa sangat signifikan. Posisinya yang strategis membuatnya selalu ramai dikunjungi wisatawan. Bahkan seringkali dikatakan belum ke Sumbar bila belum berkunjung ke Bukittinggi Pada tanggal 11 Maret 1984, Bukittinggi dicanangkan sebagai Kota Wisata dan Kota Tujuan Wisata Provinsi Sumatera Barat. Sebagai Kota Wisata tentunya fasilitas penunjang wisata seperti penginapan atau hotel harus tersedia dengan baik. Di Bukittinggi, anda bisa dengan mudah mendapatkan hotel untuk bermalam. Terdapat beragam pilihan hotel di Bukittinggi mulai dari kelas melati hingga bintang empat. Berikut ini daftar lengkap hotel di Bukittinggi dengan alamat, nomor yang bisa dihubungi serta klasifikasinya yang kami dapatkan dari brosur Bukittinggi The Dreamland of Sumatera yang dikeluarkan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bukittinggi. Guest House Nama Guest House Alamat Telepon Harga Mulai Dari Bamboosa Jl. Prof. Bahder Johan No. 38 0822-8589-6111 Rp225,000 Hello Guest House Jl. Teuku Umar, No.6 (0752)5221542 Rp150,000   Hotel Melati Nama Hotel Alamat Telepon Harga Mulai Dari Asri Jl. M. Syafei, No.14 (0752)35066 Rp 150.000 Agung Jl. Batang Agam, No.1 (0752)22229 Amali Gallery Jl. Cindua Mato Ambun Suri Jl. Panorama (0752) 34406 Ananda Jl. Yos Sudarso Asean Jl. Teuku Umar, No.13 (0752)21429 Asia Jl. Kesehatan, No. 38 (0752)625277 Batang Sianok Jl. Soeta, No.73 (0752)21106 Cindua Mato Jl. Cindua Mato, No.96 (0752)21346 Citra Jl. Guru Hamzah, No.1 (0752)33446 Dahlia Jl. Ahmad Yani, No.106 (0752)627296 Edotel Jl. Syekh M. Jamil Jambek (0752)22673 Graha Muslim Jl. Prof. Dr. Hamka (0752)625804 Imran Jl. Panorama, No.10 (0752)33537 Indria Jl. H. Agus Salim, No.1 (0752)21569 Jogja Jl. Perintis Kemerdekaan, No.17 (0752)21142 Kartini Jl. Teuku Umar, No.6 (0752)22885 Marmy Jl. Kesehatan, No.30 (0752)23342 Mina Jl. Hamka, No.32 081378582683 Minang INTL Jl. Panorama, No.22 (0752)21120 Murni Jl. Ahmad Yani, No.115 (0752)35569 Muslim Jl. Soeta, No.93 (0752)624244 NZSW Jl. Sutan Syahrir, No.24

Selain Padang, bisa dikatakan kota yang paling dikenal di Sumatera Barat di mata wisatawan adalah Bukittinggi. Posisi Kota Bukittinggi sebagai persinggahan perjalanan dari Medan dan Pekanbaru menuju Padang atau sebaliknya berperan besar dalam meningkatkan jumlah kunjungan wisata. Lebih dari 400 ribu wisatawan berkunjung ke kota ini. Alasannya, selain memiliki posisi yang strategis dan memiliki hawa yang sejuk tentunya karena Kota Bukittinggi memiliki banyak obyek wisata yang bisa dikunjungi. Oh ya, selain tentang wisata, banyak fakta menarik yang ada di Kota Bukittinggi lho. Apa saja? Pernah Menjadi Ibu kota Indonesia Pada Masa Pemerintahan Darurat Republik Indonesia Pada tanggal 19 – 20  Desember 1948, Belanda melakukan Agresi Militer Kedua. Pada Agresi Militer Belanda yang kedua ini, pihak Belanda menangkap Soekarno, Mohammad Hatta, Sjahri dan beberapa tokoh penting lainnya. Akibat Agresi Militer ini, Jogjakarta yang kala itu menjadi ibu kota Negara jatuh ke tangan Belanda. Sebelum ditawan, Soekarno bersama Wakil Presiden Hatta, J.Leimena, dan Laksmana Soerjadi Soerjadarman melakukan rapat di istana. Hasil rapat tersebut ialah rencana membentuk pemerintahan sementara Republik dipindahkan ke Sumatera. Segera, sebuah telegram dikirimkan kepada Syafruddin untuk membentuk pemerintah darurat di Sumatera. Syafruddin tidak pernah menerima telegram tersebut, namun pada 22 Desember 1948 sejumlah tokoh Republik di Sumatera Barat berkumpul di Halaban. Lalu tercetuslah Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI). Pemerintahan Darurat Republik Indonesia ini tidak berlangsung lama, usai Kabinet Hatta meneken perjanjian Roem – Roijen maka berakhirlah pemerintahan sementara ini pada 13 Juli 1949. Punya Jam Gadang yang Disebut Sebagai Kembaran Big Ben Warga Bukittinggi boleh bangga karena memiliki ikon kota yang sangat terkenal di mata wisatawan yaitu Jam Gadang. Banyak yang bilang “belum ke Sumbar kalau belum berfoto dengan latar Jam Gadang” Jam Gadang sering kali disebut sebagai kembaran Big Ben di London. Mengapa?  Ternyata mesin jam yang digunakan pada Jam gadang sama persis seperti mesin jam Big Ben