“Yakin hanya 5 potong ayam saja?” tanya salah seorang pelayan Rumah Makan Pagi Sore kepada kami.
Selain menghidangkan ayam goreng kampung, ia juga menata lauk yang lain seperti gulai ikan, udang balado, rendang serta piring – piring kecil berisikan samba buruak – buruak.
“segini dulu, uni. Nanti kalau kurang, kami pesan lagi ayam gorengnya” jawab saya.
Kami datang ke Rumah Makan Pagi Sore di siang yang hangat badangkang itu. Hari ini kami hendak melanjutkan perjalanan menjelajahi Sumatera Barat dan tujuan kami selanjutnya adalah Solok Radjo.
Tapi sebelum beranjak keluar dari Kota Padang, kami singgah dulu untuk mengisi perut di Rumah Makan Pagi Sore yang beralamatkan di Jalan Pondok No.143, Padang Barat, Kota Padang.
Bagi orang Jakarta, nama rumah makan ini cukup familiar namun walau namanya saya keduanya tidak ada ikatan sama sekali.

Rumah makan ini menempati bangunan yang sederhana, berbeda dengan rumah makan lain yang nampak mentereng sebut saja Rumah Makan Lamun Ombak dan Sederhana.
Begitu masuk, mata saya langsung tertuju pada dinding yang dipenuhi puluhan figura foto artis, tokoh publik, hingga pejabat daerah dan nasional. Semuanya pernah mampir dan merasakan sendiri kelezatan masakan disini.

Tentunya ini adalah sebuah bukti bahwa ia telah memiliki reputasi yang bukan hanya sekedar cerita.
Karena sedang waktu jam makan siang, rumah makan ini penuh dengan pengunjung. Beruntung bagi kami karena masih mendapatkan tempat duduk.
Begitu kami duduk, seperti rumah makan Padang pada umumnya, semua lauk langsung dihidangkan di meja lengkap dengan samba buruak – buruaknyo.
Menu andalan Rumah Makan Pagi Sore ini adalah ayam goreng kampung. Biasanya dihidangkan di sebuah piring yang berisikan 5 potong. 1 potong ayamnya dihargai Rp 20 ribu.
Ayam goreng kampung ini enak sekali disantap pada saat masih hangat setelah digoreng, dengan nasi hangat, ditambah guyuran kuah gulai pada nasinya dan sambal merah.

Ondeh mak! Lamak bana!
Kulitnya renyah keemasan, dengan aroma bawang putih dan kunyit yang begitu menggoda. Begitu digigit daging ayam kampung yang biasanya dikenal alot justru terasa empuk dan sarat bumbu. Tulangnya pun empuh, jika gigi anda masih kuat, anda bisa mengunyahnya dengan mudah.
Saking enaknya ayam goreng kampung disini, membuat kami menggila. Kami minta tambah 2 piring ayam goreng lagi. Jadi total kami menghabiskan 15 potong ayam!
Rumah Makan Pagi Sore juga menyediakan ayam dalam bentuk frozen. Ini cocok banget kalau kamu mau membawa cita rasa ayam goreng legenda dari Padang ini ke rumah. Tinggal di unfreez lalu goreng di minyak panas.
Oke, segitu saja dulu cerita pengalaman kami dalam mengandaskan ayam goreng kampung disini.
Jika kamu tertarik untuk menjelahi kuliner khas Minang yang lamak bana. Kamu bisa mengikuti program Paket Tour Padang bersama Jelajah Sumbar.
Comments