Lagi di Batusangkar, yuk berkunjung ke Rumah Adat Kampai Nan Panjang

Tidak jauh dari Pusat Kota Batusangkar atau sekitar 13 Km tepatnya di Nagari Balimbing, Kecamatan Rambatan, Kabupaten Tanah Datar. Terdapat sebuah obyek wisata berupa bangunan cagar budaya yang menarik untuk dikunjungi yaitu Rumah Adat Kampai Nan Panjang.

Untuk menuju ke lokasi cukup mudah karena dari Batusangkar banyak terdapat plang petunjuk yang bisa kita temukan saat sudah mendekati lokasinya.

Kunjungan saya ke Rumah Adat Kampai Nan Panjang merupakan salah satu rangkaian kegiatan saya menjelajahi obyek wisata yang memiliki nilai historis yang ada di wilayah Batusangkar. Usai mengunjungi berbagai peninggalan kerajaan Pagaruyung seperti Situs Batu Batikam, Batu Basurek, Kubu Rajo. Oleh Wilma, teman sekaligus pemandu saya selama menjelajahi Batusangkar, saya diajak untuk mengunjungi Rumah Adat Kampai Nan Panjang ini.

Perjalanan dari Kota Batusangkar menuju Nagari Balimbing terasa sangat menyenangkan karena akses jalan yang dilalui begitu mulus selain itu kami juga melewati sebuah jalan yang membelah persawahan yang sangat luas, orang sana menyebutnya dengan jalan Texas alias tengah sawah. Selain itu suasana khas pedesaan begitu sangat terasa ketika akan sampai ke lokasi. Kata Wilma jika sedang musim buah maka sepanjang jalan akan kita temukan dengan mudah buah – buah yang menjuntai dari pohonnya seperti mangga, rambutan dan durian.

Rumah Adat Kampai Nan Panjang terletak di Nagari Balimbing, Kecamatan Rambatan, Kabupaten Tanah Datar
Rumah Adat Kampai Nan Panjang terletak di Nagari Balimbing, Kecamatan Rambatan, Kabupaten Tanah Datar

Sekitar 15 menit perjalanan akhirnya sampai juga kami di lokasi, meski saat itu hari telah sore namun juru pelihara rumah adat ini tetap menerima kami dengan baik dan ramah. Beliau bercerita bawah Rumah Adat Kampai Nan Panjang didirikan oleh Datuk Penghulu Basa dari Suku Kampai Nan Panjang dan saat ini usia dari bangunan ini kurang lebih sekitar 350 tahun. Meski telah berusia lebih dari 3 abad namun bangunan ini masih terjaga dengan baik karena memang dipelihara oleh pemiliknya selain itu untuk pemeliharaan secara spesifik untuk melestarikan keaslian struktur rumah dibantu oleh Balai Pelestarian Cagar Budaya Batusangkar.

Usai bercerita, kami diperkenankan untuk melihat – lihat isi dari rumah adat ini. Bangunan Ini merupakan bangunan hunian ber-aksitektur khas Minangkabau, lantainya berupa lantai panggung. Pintu utamanya hanya satu terletak dibagian tengah depan. Pada bagian belakang terdapat sebanyak 6 buah kamar (bilik) dimana pintu kamar tersebut berbetuk oval dengan ukuran kecil, saya mencoba masuk ke dalam kamar dibalik pintu berbentuk oval ini, ternyata masih ukuran tubuh saya masih memungkinkan untuk masuk. Keunikan lain bangunan ini dibuat tanpa menggunakan paku.

Pilar - pilar di Rumah Adat Kampai Nan Panjang
Pilar – pilar di Rumah Adat Kampai Nan Panjang
Pintu kamar di Rumah Adat Kampai Nan Panjang yang berbentuk oval
Pintu kamar di Rumah Adat Kampai Nan Panjang yang berbentuk oval
Perlengkapan masak di Rumah Adat Kampai Nan Panjang
Perlengkapan masak di Rumah Adat Kampai Nan Panjang
Pernak - pernik yang ada di Rumah Adat Kampai Nan Panjang
Pernak – pernik yang ada di Rumah Adat Kampai Nan Panjang

Setelah mendapatkan pengetahuan tentang Rumah Adat Kampai Nan Panjang kami pun pamit kepada juru pelihara dan memberi uang seikhlasnya di dalam kotak dekat pintu masuk, uang ini nantinya digunakan untuk pemeliharaan. Jadi kalau ke Batusangkar dan masih memiliki waktu lebih ada baiknya singgah ke Rumah Adat Kampai Nan Panjang ya.

About Author

client-photo-1
M. Catur Nugraha
Masih bekerja sebagai Naval Architect Engineer di salah satu perusahaan multinasional yang bergerak di bidang konstruksi bangunan lepas pantai sejak tahun 2012. Kecintaan kepada kampung halamannya membuat ia memutuskan untuk mendirikan Jelajah Sumbar dengan tujuan memperkenalkan keindahan Bumi Ranah Minang ke khalayak ramai dan mengajaknya untuk berkunjung ke Sumbar. Ia sangat menyukai traveling. Perjalanan yang paling ia senangi antara lain mendaki gunung, trekking ke air terjun, dan berkemah di pulau – pulau kecil. Ia juga gemar menuliskan cerita perjalanannya dan memotret obyek yang ditemuinya. Cita – citanya : menjadikan Sumatera Barat dan Wisata Padang sebagai salah satu destinasi pilihan favorit bagi wisatawan lokal maupun wisatawan Internasional.

Comments

Leave a Reply

*

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.