Berwisata ke Pulau – pulau Kecil Eksotis Yang Tak Jauh Dari Kota Padang

Umumnya para wisatawan yang berlibur ke Sumatera Barat banyak menghabiskan waktunya mengunjungi berbagai obyek wisata yang ada di Bukittinggi seperti Ngarai Sianok, Jam Gadang dan Pasar atas. Kemudian berlanjut ke Batusangkar melihat kemegahan Istana Basa Pagaruyung.Atau ke Payakumbuh menyaksikan salah satu karya terbaik anak bangsa, Jembatan Kelok Sembilan. Kembali ke Padang untuk city tour dan  menuju bandara untuk kembali ke daerah asalnya. Liburan pun selesai.

Masih banyak yang belum mengetahui bahwa tak jauh dari Kota Padang terdapat pulau – pulau kecil eksotis. Pulau – pulau itu diantaranya adalah Pulau Pasumpahan, Pulau Pagang, Pulau Pamutusan dan Pulau Sirandah.

Apabila anda datang dari Jakarta, cara paling efisien menuju Padang adalah dengan naik pesawat. Banyak maskapai penerbangan yang melayani rute Jakarta – Padang PP, untuk mendapatkan harga terbaik anda bisa mengunjungi tiket.com

Saya terbilang jarang naik pesawat ke Padang pada siang hari, namun ketika mengisi libur kemerdekaan RI kemarin saya berkesempatan menuju Padang di kala mentari masih bersinar. Cuaca semenjak take off dari Bandara Soekarno Hatta sangat bersahabat.

Saya sangat menyukai pemandangan yang tersaji ketika pesawat akan mendarat di Bandara Internasional Minangkabau. Dari balik jendela nampak dengan jelas pemandangan gugusan – gugusan pulau yang masuk wilayah Provinsi Sumatera Barat, mulai dari Kawasan Wisata Mandeh dimana berada Pulau Setan, Pulau Sironjong Ketek, Pulau Sironjong Gadang dan Pulau Cubadak. Kemudian setelah itu dengan jelas nampak Pulau Pagang, Pulau Pamutusan, Pulau Pasumpahan, dan pulau lainnya yang saya tak kenal namanya. Semuanya memanggil – manggil saya untuk mengunjunginya.

Teluk Mandeh dilihat dari balik jendela pesawat

Menuju Bungus

5 bulan lalu, saya telah mengunjungi Kawasan Wisata Mandeh. Maka kali ini saya hendak mengunjungi pulau – pulau eksotis yang tak jauh dari Kota Padang. Untuk menuju kesana setelah tiba di Kota Padang, saya harus melanjutkan perjalanan menuju Bungus dimana banyak penyedia jasa kapal wisata yang bisa mengantarkan wisatawan ke pulau. Jarak dari Kota Padang ke Bungus sekitar 20 Km yang bisa ditempuh selama 30 menit berkendara. Pada perjalanan kali ini, saya tidak sendiri. Saya ditemani oleh adik saya yang paling kecil. Perjalanan ini adalah hadiah untuknya setelah berhasil masuk ke perguruan tinggi negeri yang ada di kota Padang.

Tersedia Angkutan Umum menuju Bungus, anda bisa naik Angkot 437 dengan rute Pasar Raya – Bungus Teluk Kabung, angkot ini berwarna biru, jangan sampai salah naik ya. Jika anda tidak mau repot anda bisa menyewa mobil di tiket.com, harganya mulai dari Rp 350.000, sudah termasuk sopir.

Alternatif lainnya selain Bungus ialah Sungai Pisang, namun untuk menuju kesana masih terkendala dengan akses jalan yang kurang baik.

Pulau – pulau Cantik, Saya Datang!

Sehari sebelumnya saya telah melihatnya dari balik jendela pesawat, kini saya akan melihatnya secara langsung! Dengan kapal bermesinkan 40 PK saya bersama wisatawan lainnya memulai perjalanan mulai dari jam 8 pagi. Saya sangat beruntung karena hari itu cuaca sangat bersahabat sebab sehari sebelumnya Kota Padang diguyur hujan deras.

Pulau pertama yang hendak saya kunjungi adalah Pulau Pagang. Dibutuhkan waktu 45 menit untuk tiba di dermaga Pulau Pagang.

Pantai dengan kontur yang landai, berpasir putih dan air yang jernih. Itu yang akan anda temui di Pulau Pagang

Lembut sekali pasir di pulau ini, itu yang saya rasakan tatkala pertama menginjakkan kaki disini. Air lautnya sangat jernih membuat siapapun akan tergoda untuk segera bermain air. Ketika tamu – tamu lain sedang sibuk menyiapkan diri untuk bermain banana boat, saya lebih memilih mencari hal lain disini. Saya melangkah menuju sisi utara pulau dimana terdapat sebuah bukit kecil yang bisa didaki.

Biasanya para wisatawan yang ke Pulau Pagang datang untuk bermain air seperti banana boat

 

Sisi utara Pulau Pagang berupa karang

Dari pantai berpasir putih beralih menjadi karang lalu tibalah saya di kaki bukitnya. Bukit di pulau ini tidak begitu tinggi namun menyuguhkan pemandangan yang Indah. Siang itu matahari bagaikan bola api yang menjalar di atas kepala, saya tidak berlama – lama berada di bukit dan kembali turun. Kini saatnya saya bergabung dengan yang lain, bercengkerama dengan ikan – ikan cantik yang banyak tersebar disini.

Ketika Pulau Pamutusan Ingin Menyatu Dengan Sumatera

Tepat di depan Pulau Pagang ada pulau kecil lainnya, namanya Pamutusan. Dinamakan demikian karena pulau kecil ini baru bisa dikatakan sebuah pulau apabila air laut sedang pasang. Jika air laut sedang surut maka pulau ini akan menyatu dengan daratan Sumatera.

Usai bermain di Pulau Pagang, saya diantar menuju Pulau Pamutusan yang ketika itu sedang menyatu dengan Sumatera karena surutnya air laut. Pulau ini sepertinya menjadi favorit bagi kelompok pecinta alam Sumbar dan sekitarnya dilihat dari banyaknya orang yang mendirikan tenda disini.

Pulau Pamutusan yang berada tepat di seberang Pulau Pagang

Jika ke Pulau Pamutusan anda sangat disarankan mendaki ke bukit yang berada di tengah pulau. Jalurnya tidak begitu terjal, sekitar 10 menit berjalan santai anda akan tiba di puncaknya. Panorama yang tersaji di puncak bukit ini begitu Indah, banyak yang mengatakan menyerupai Raja Ampat.

Pemandangan di puncak bukit Pulau Pamutusan yang seringkali disebut mirip Raja Ampat

jikok di Papua ado Raja Ampat, nah disiko adonyo Rajo Ampek” kata Azril, pemuda asli Minang yang saya temui sedang menikmati panorama Pulau Pamutusan.

Pulau Pasumpahan, Sumpah Keren Banget!

Ah, rupanya saya sudah ditunggu oleh yang lainnya. Untuk menutup perjalanan menjelajahi pulau hari ini kami akan menuju Pulau Pasumpahan.

Dengan berjalan perlahan kapal membelah lautan yang sore itu nampak tenang muka airnya. Kami melewati sebuah resort pantai bernama Suwarnadwipa, nama yang diambil dari nama Sumatera pada zaman dahulu yang artinya Pulau Emas. Tepat di seberangnya ada Pulau Sironjong, nama yang sama seperti pulau yang ada di Teluk Mandeh, Pesisir Selatan.

Dari atas kapal yang bergerak mendekat ke dermaga, Pulau Pasumpahan nampak Indah, pasir pantainya putih dengan pohon kelapa yang berjajar rapi, air lautnya jernih yang menggoda siapapun untuk segera bermain disana.

Pulau Pasumpahan

Pulau Pasumpahan memiliki luas sekitar 16,9 hektar. Disini pohon kelapa tumbuh dengan subur, saking banyaknya pohon kelapa hingga dibuat plang bertuliskan “awas kelapa jatuh”

Sama seperti pulau lainnya, umumnya pengunjung yang datang ke pulau ini hanya sekedar bermain air atau bersantai di pondok – pondok yang disediakan oleh pengelola. Saya sendiri lebih memilih berjalan ke sisi utara pulau dimana terdapat bukit setinggi 100 meter yang bisa didaki. Namun, mendaki bukit di Pulau Pasumpahan bukan perkara mudah, sebab jalurnya sangat terjal sekali. Di awal pendakian saja saya harus menghadapi dinding tebing dengan kemiringan 70 derajat, untungnya sudah ada webbing yang sangat membantu untuk memudahkan pendakian ini.

Bersiap untuk mendaki

 

Mendaki bukit yang berada di sisi utara Pulau Pasumpahan

 

Tidak mudah mencapai puncak bukit Pulau Pasumpahan

Usai melewati tebing selanjutnya terdapat tanjakan yang lagi – lagi terjal dan sangat berbahaya sebab sisi kanan dan kiri adalah jurang. Begitu tiba di puncak bukit rasa lelah dan peluh yang bercucuran akan terobati, pemandangannya sabana rancak, begitu kata orang Minang. Cantik sekali.

Panorama yang tersaji di puncak bukit Pulau Pasumpahan, bukan main indahnya!

Dari puncak bukit ini, kita bisa menyaksikan keindahan Pulau Pasumpahan yang memiliki pasir pantai putih dengan air laut yang bergradasi mulai dari jernih di tepi pulaunya lalu agak ke tengah menjadi hijau dan lebih jauh lagi menjadi biru. Perbedaan warna itu berasal dari perbedaan kedalaman laut di sekitar Pulau Pasumpahan.

Libur saya kali ini benar – benar puas, menyaksikan keindahan destinasi bahari Sumatera Barat yang tidak jauh dari Kota Padang. Nah, sekarang jadi tahu kan kalau Sumatera Barat punya wisata pulau yang gag kalah kerennya dengan yang ada di kawasan Indonesia Timur. Jadi, tunggu apa lagi? Ayo ke Sumbar!

About Author

client-photo-1
M. Catur Nugraha
Masih bekerja sebagai Naval Architect Engineer di salah satu perusahaan multinasional yang bergerak di bidang konstruksi bangunan lepas pantai sejak tahun 2012. Kecintaan kepada kampung halamannya membuat ia memutuskan untuk mendirikan Jelajah Sumbar dengan tujuan memperkenalkan keindahan Bumi Ranah Minang ke khalayak ramai dan mengajaknya untuk berkunjung ke Sumbar. Ia sangat menyukai traveling. Perjalanan yang paling ia senangi antara lain mendaki gunung, trekking ke air terjun, dan berkemah di pulau – pulau kecil. Ia juga gemar menuliskan cerita perjalanannya dan memotret obyek yang ditemuinya. Cita – citanya : menjadikan Sumatera Barat dan Wisata Padang sebagai salah satu destinasi pilihan favorit bagi wisatawan lokal maupun wisatawan Internasional.

Comments

Leave a Reply

*

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.