Sebenarnya di libur musim panas tahun lalu, kami telah mencoba sensasi glamping di Solok Radjo. Tapi entah mengapa di kesempatan liburan kali ini kami ingin lagi kesana. Masih teringat dalam ingatan suasana malam hingga pagi yang dingin. Dingin yang kami lawan dengan semangkuk mie rebus telur serta secangkir kopi arabika yang diproduksi oleh Solok Radjo
“Yakin hanya 5 potong ayam saja?” tanya salah seorang pelayan Rumah Makan Pagi Sore kepada kami. Selain menghidangkan ayam goreng kampung, ia juga menata lauk yang lain seperti gulai ikan, udang balado, rendang serta piring – piring kecil berisikan samba buruak – buruak. “segini dulu, uni. Nanti kalau kurang, kami pesan lagi ayam gorengnya” jawab
Mencari hotel yang nyaman untuk beristirahat setelah seharian mengeksplore Kota Padang adalah perkara yang mudah. Di ibukota Provinsi Sumatera Barat ini bertebaran hotel mulai dari kelas melati hingga bintang 4. Salah satu hotel bintang 4 yang kami rekomendasikan adalah Hotel Mercure Padang. Setelah mengunjungi Pulau Pasumpahan melalui Sungai Pisang. Sebelum matahari terbenam kami kembali ke
Ayah Ali dan Sungai Pisang tidak bisa dipisahkan. Keduanya sudah melekat satu sama lain. Keduanya juga sangat akrab di telinga backpacker Sumatera Barat yang menyukai pulau – pulau kecil yang tak jauh dari Sungai Pisang seperti Pulau Pasumpahan, Pulau Pagang dan Pulau Pamutusan. Sungai Pisang ialah sebuah kawasan pesisir yang terletak di Kelurahan Teluk Kabung,
Setelah makan siang di Pondok Makan Dendeng Batokok, kami kembali ke Padang melalui jalan yang sama seperti saat kami ke Mandeh. Rencananya kami akan singgah lagi Pandan View Mandeh untuk sekedar santai menikmati keindahan panorama bahari khas Mandeh yang dijuluki sebagai Raja Ampatnya Sumatera Barat. sebelumnya saya telah menuliskan tentang dampak positif dari jalan akses