Catatan Perjalanan 6 Hari Keliling Sumbar : Ngalau Posuak
image of 1140x530

Usai shalat zuhur, kami kembali melanjutkan perjalanan menuju Ngalau Posuak yang berada di Jorong Taratak Batuang Nagari Padang Laweh, Kecamatan Koto VII, Kabupaten Sijunjung. Jaraknya sekitar 15 Km dari kota Muaro Sijunjung.

Butuh 30 menit perjalanan untuk ke titik awal pendakian dan sangat disarankan menggunakan kendaraan roda dua karena nantinya akan melewati jembatan gantung dengan lebar hanya 1,5 meter, praktis kendaraan jenis roda empat tidak akan bisa melewatinya.

 

Menuju titik awal pendakian, kita harus melewati jembatan gantung
Menuju titik awal pendakian, kita harus melewati jembatan gantung

 

Jika datang dari Muaro Sijunjung sangat disarankan mengisi bahan bakar terlebih dahulu karena perjalanan kesana tidak ada pom bensin yang ada hanya penjual bensin eceran yang tentunya harganya lebih mahal.

Akses jalan menuju Ngalau Posuak terbilang kurang baik karena banyak kondisi jalan yang rusak dan bergelombang sehingga membuat kami harus berhati – hati.

Akhirnya tibalah kami di pintu masuk Ngalau Posuak. Disini terdapat himbauan – himbauan yang harus dipatuhi oleh para pengunjung seperti tidak boleh trekking ketika sudah lewat jam 4 sore, tidak boleh berbuat mesum dan peraturan – peraturan lainnya yang dibuat guna menjaga keamanan dan keselamatan pengunjung.

Dari pintu masuk tadi menuju Puncak Ngalau Posuak terdapat dua jalur, Bojeng membawa kami ke jalur yang melewati sungai kecil yang sedang mengering karena kemarau, jalur ini terasa sangat lembab, di ujung sungai ini trekking yang sesungguhnya dimulai.

Melewati sungai kecil yang sedang mengering airnya
Melewati sungai kecil yang sedang mengering airnya

Kami harus menaiki tebing yang hampir 90 derajat!

Tebing hampir 90 derajat usai melewati sungai kecil
Tebing hampir 90 derajat usai melewati sungai kecil

Jantung saya berdetak kencang ketika melihat Alwan mulai memanjati tebing tersebut, saya khawatir dengan dia yang pertama kali menghadapi situasi seperti ini. Namun, dengan bantuan Bojeng, tebing tersebut bisa dilewatinya.

Usai tebing yang buat sport jantung itu, jalur menanjak namun bersahabat sehingga mudah dilewati.

Sebuah bukit dengan lubang di tengahnya hingga tembus ke bagian lainnya sudah terlihat, “nah itu Ngalau Posuaknya” kata Bojeng

“Ayo sedikit lagi” saya mencoba menyemangati Alwan yang nampak sudah sangat kelelahan

“Wisata apaan nih!” ujar Alwan sembari kesal

Saya kaget dengan apa yang diucapkannya barusan, rupanya Ia masih belum terbiasa dengan kegiatan trekking seperti ini. Masih wajar memang, karena hari ini memang debutnya.

Kami pun sampai di Ngalau Posuak, suasana disini begitu sejuk dengan hembusan angin yang melewati ngalau ini.

Bojeng mengeluarkan nasi bungkus yang telah Ia bawa, melihat nasi bungkus Alwan tersenyum, “oh rupanya rasa lapar yang membuat ia sedikit kesal pada trekking tadi” gumam saya dalam hati.

Istirahat di Ngalau Pasuak
Istirahat di Ngalau Pasuak

Kami pun makan bersama disana, rasanya enak sekali, makan disaat lelah dan lapar. Dalam waktu singkat tiga nasi bungkus itu habis tak tersisa. Usai makan kami leyeh – leyeh di dalam ngalau, saya sendiri lebih asik mengabadikan pemandangan yang ada di sisi utara dan selatan ngalau ini.

Karena sudah dirasa cukup istirahatnya kami beranjak dari ngalau menuju puncak dari bukit ini. Kami tiba dipuncak disambut oleh awan mendung yang membawa hujan gerimis namun hal itu tidak berlangsung lama karena sesaat kemunding mentari sore berwarna keemasan mulai menampakkan dirinya kembali setelah bersembunyi dibalik awan.

Pemandangan di puncak Bukit Ngalau Posuak sangat indah , pemandangannya berupa bukit barisan yang berjejer dengan gagahnya, ada bukit Tampalo dan Bukit Pasuak itu sendiri.

Pemandangan di puncak Bukit Ngalau Pasuak
Pemandangan di puncak Bukit Ngalau Posuak

ngalau_pasuak_2

Jika dilihat jejeran punggung bukit – bukit ini terlihat seperti punggung naga raksasa, Bojeng sendiri mengatakan seperti Raja Ampat versi daratan. Ah, terserah imajinasi mu sajalah.

Selfie bareng, karena saudara tak harus sedarah
Selfie bareng, karena saudara tak harus sedarah

Di puncak bukit ini juga terdapat tiang bendera lengkap dengan bendera merah putih yang selalu berkibar mengikuti arah angin.

Puas mengabadikan diri disini, kami kembali turun namun melewati jalur yang berbeda. Menurut saya jalur turun ini lebih sulit karena terjal serta berupa tanah dan bebatuan kerikil yang cukup berbahaya karena risiko tergelincir sangat besar.

Turun melewati jalur yang berbeda
Turun melewati jalur yang berbeda

Dengan berhati – hati kami pun sampai kembali dengan selamat. Kami disambut oleh anak – anak kecil yang sedang asik bermain kemah – kemahan. Imajinasi mereka luar biasa, mereka membuat tenda versi mereka dari dahan – dahan pohon yang telah jatuh, mereka sandarkan dahan – dahan itu melingkari  pohon pinang sehingga terciptalah ruang yang bisa mereka masuki. Ah, luar biasa anak – anak ini.

Kemah - kemahan ala anak - anak di kaki Bukit Pasuak
Kemah – kemahan ala anak – anak di kaki Bukit Posuak

About Author

client-photo-1
M. Catur Nugraha
Masih bekerja sebagai Naval Architect Engineer di salah satu perusahaan multinasional yang bergerak di bidang konstruksi bangunan lepas pantai sejak tahun 2012. Kecintaan kepada kampung halamannya membuat ia memutuskan untuk mendirikan Jelajah Sumbar dengan tujuan memperkenalkan keindahan Bumi Ranah Minang ke khalayak ramai dan mengajaknya untuk berkunjung ke Sumbar. Ia sangat menyukai traveling. Perjalanan yang paling ia senangi antara lain mendaki gunung, trekking ke air terjun, dan berkemah di pulau – pulau kecil. Ia juga gemar menuliskan cerita perjalanannya dan memotret obyek yang ditemuinya. Cita – citanya : menjadikan Sumatera Barat dan Wisata Padang sebagai salah satu destinasi pilihan favorit bagi wisatawan lokal maupun wisatawan Internasional.

Comments

August 19, 2016
buset treknya ngeri banget, tapi pemandangannya emang kece abis
admin
August 25, 2016
Treknya sebanding dengan pemandangan yang didapat pas di puncaknya, gan
November 18, 2016
anjrit kaya panjat tebing itu sih... engga ada jalur lain untuk menuju ke puncaknya ?
November 21, 2016
Ada, om tapi jalur yang kayak panjat tebing ini nembusnya ke Ngalau Posuaknya dulu. Kalau jalur yang satunya lagi itu lebih jauh ke ngalau-nya tepi jalurnya lebih asik

Leave a Reply

*

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.