Ke Belitung (Lagi) : Makan Siang di Pantai Serdang
image of 1140x530

Hujan deras bukanlah musuh dalam hidup saya, sedari kecil saya telah berteman akrab dengannya dan hingga saat ini saya masih menganggap hujan adalah berkah dari-Nya. Saat saya masih kecil, ketika hujan tiba saya segera pulang untuk mencari payung yang bisa saya bawa keluar untuk mencari pelanggan ojek payung. Biasanya mereka adalah para pekerja kantoran yang baru saja pulang bekerja. Dari hasil hujan – hujanan ini biasanya saya mendapatkan paling minim Rp 1.000 dan nominal maksimal yang pernah saya peroleh dari usaha jasa ini sebesar Rp 10.000, jumlah yang lumayan bagi Catur di masa kecilnya.

Kembali lagi ke cerita perjalanan Belitung di hari kedua ini dimana mulai dari Museum Kata Andrea Hirata hujan deras terus mengguyur Bumi Laskar Pelangi, awan hitam masih saja menggantung di langit Belitung Timur dan sekitarnya.

Dari Gantong kami menuju Manggar, Ibukota Kabupaten Belitung Timur yang dijuluki sebagai Negeri 1001 Warung Kopi karena dimana – mana bisa dengan mudahnya kita jumpai warung kopi. Tujuan kami ke kota ini mencari tempat makan siang karena memang sudah waktunya.

Tepat jam satu siang kami telah tiba di Manggar, berhenti dulu di tugu negeri 1001 warung kopi buat ambil foto, Cuma Azhar aja sih yang mejeng disitu, saya sendiri sudah pernah foto 2 tahun yang lalu.

Tugu Manggar Negeri 1001 Warung Kopi, foto ini saya ambil pada saat kunjungan saya yang pertama di Belitung
Tugu Manggar Negeri 1001 Warung Kopi, foto ini saya ambil pada saat kunjungan saya yang pertama di Belitung

Perut semakin memainkan musik keroncong dengan keras, kami pun berhenti di area parkir Rumah Makan Fega tapi nampaknya hari itu rumah makan ini sedang ramai kunjungan wisatawan. Khawatir terlalu lama menunggu pesanan kami beralih menuju Pantai Serdang

Makan Siang di Pantai Serdang

Lokasi Pantai Serdang tidak jauh dari Rumah Makan Fega, cek aja di google maps, jarak diantara keduanya hanya 1,1 Km.

Hujan deras telah menjadi rinai ketika kami tiba di Pantai Serdang. Pantai ini selain sebagai tempat wisata juga merupakan tempat yang direkomendasikan bagi kamu yang mencari tempat untuk makan. Disini tersedia banyak rumah makan yang bisa kamu pilih.

Dari sekian banyak rumah makan di Pantai Serdang, ada satu rumah makan yang menarik perhatian kami karena jika dibandingkan dengan yang lainnya rumah makan ini terlihat ramai oleh pengunjung, rumah makan tersebut ialah RM Rudi Fakistan, pakai F ya, bukan P.

Kami mencari tempat duduk lesehan, kemudian kami langsung disodorkan daftar menu yang tersedia, setelah membolak – balik daftar menu kami memanggil seorang pelayan untuk dibuat menu paketan saja. Sang pelayan tampak ragu lalu memanggil bosnya yang tak lain dan tak bukan ialah bapak Rudi Fakistan, Pakai F bukan P.

Buku menu Rumah Makan Rudi Fakistan Manggar, Belitung Timur
Buku menu Rumah Makan Rudi Fakistan Manggar, Belitung Timur

“ya sudah, gag perlu khawatir, buat kalian Rp 50.000 aja per orang, itu sudah dapat Ikan bakar, cumi goreng tepung dan cah kangkung” kata bapak Rudi Fakistan kepada kami. Kami pun sepakat dengan penawaran tersebut.

Menunggu sekitar 15 menit diiringi dengan lagu – lagu yang populer pada masa bapak sama ibu saya pacaran, akhirnya tiba juga menu dihadapan kami yang menggugah selera karena kami semua memiliki perasaan yang sama, LAPAR!

Selfie dulu sebelum makan
Selfie dulu sebelum makan

Eits, fotolah makanan kemudian berdo’a baru makan, inilah makan siang kami di Pantai Serdang hari itu, gimana? Bikin ngiler ga?

Makan siang kami di Rumah Makan Rudi Fakistan
Makan siang kami di Rumah Makan Rudi Fakistan

Dalam waktu singkat semua makanan yang terhidang di meja itu telah pindah ke dalam perut kami masing – masing. Habis makan kembali mager karena kekenyangan ditemani angin pantai sejuk plus lagu – lagu yang mendayu – dayu khas era 80an.

About Author

client-photo-1
M. Catur Nugraha
Masih bekerja sebagai Naval Architect Engineer di salah satu perusahaan multinasional yang bergerak di bidang konstruksi bangunan lepas pantai sejak tahun 2012. Kecintaan kepada kampung halamannya membuat ia memutuskan untuk mendirikan Jelajah Sumbar dengan tujuan memperkenalkan keindahan Bumi Ranah Minang ke khalayak ramai dan mengajaknya untuk berkunjung ke Sumbar. Ia sangat menyukai traveling. Perjalanan yang paling ia senangi antara lain mendaki gunung, trekking ke air terjun, dan berkemah di pulau – pulau kecil. Ia juga gemar menuliskan cerita perjalanannya dan memotret obyek yang ditemuinya. Cita – citanya : menjadikan Sumatera Barat dan Wisata Padang sebagai salah satu destinasi pilihan favorit bagi wisatawan lokal maupun wisatawan Internasional.

Comments

November 4, 2016
mantaaap menunya jadi bikin lapar. Blogmu pindah ini tur?
November 4, 2016
Iya, mas lebih nyaman ke Wordpress ternyata, terima kasih mas Wahyu sudah mampir kesini
November 7, 2016
itu menu paketan bisa suka-suka ya isinya ampe dipatok 50rb/orang gitu???
November 7, 2016
Menu Rp 50 ribu itu bisa pilih Ikan Bakar, Cumi Goreng Tepung, Cah Kangkung atau Ikan bakar - Gangan - Cah Kangkung
November 7, 2016
hhaahahaa ikannya bikin ngileeer....
November 8, 2016
Yoi, gan apalagi ikan - ikan disana segar - segar jadi makin selera

Leave a Reply

*

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.