Ini Dia Tips Mendaki Gunung Bagi Pemula
Mendaki Gunung Merapi

“Mendaki gunung lewati lembah” adalah sebuah bait dalam lagu opening kartun Ninja Hattori yang tayang di stasiun televisi swasta pada tahun 1997. Siapa sangka lagu yang dinyanyikan oleh Bondan Prakoso itu menjadi sesuatu hal yang digemari oleh orang – orang saat ini. Ya, mungkin yang dulunya cuma nyanyiin itu lagu sekarang malah bisa mendaki gunung beneran. Kegiatan mendaki gunung saat ini sudah menjadi gaya hidup, sekarang hampir tiap akhir pekan, dimanapun gunungnya berada, selalu ramai dikunjungi oleh para pendaki.

Namun mendaki gunung bukanlah perkara yang mudah, banyak hal – hal yang harus dipersiapkan agar kegiatan ini bisa dimulai, dilakukan dan diakhiri dengan baik.

Nah, bagi kamu yang baru saja memulai untuk mencoba kegiatan yang satu ini, ada baiknya kamu ikuti tips – tips dibawah ini. Ga cuma buat para pendaki pemula, namun berlaku juga bagi para pendaki berpengalaman. Ingat, mendaki gunung itu artinya kita sedang bermain di alam bebas, bermain di tempat yang tidak lazim ditinggali oleh manusia. Meski merasa sudah berpengalaman namun tidak semestinya kita merasa sudah cukup ilmu ataupun pengalaman, karena “kita tidak pernah tersandung karena batu besar melainkan batu – batu kecil lah yang mengakibatkan hal tersebut”. Yuk kita simak tipsnya.

Tips mendaki gunung ini dibagi menjadi 3 yaitu : sebelum pendakian, saat pendakian dan setelah pendakian.

Tips Sebelum Pendakian

  1. Perencanaan

Untuk mendaki gunung kita harus membuat perencanaan yang matang diantaranya adalah memilih gunung apa yang akan didaki, jalur yang bisa dilalui, kondisi cuaca, jumlah pendaki yang ikut serta, waktu yang dihabiskan, serta bekal dan peralatan yang harus dipersiapkan.

  1. Pelajari Tentang Gunung Yang Akan Didaki

Duh, mau mendaki aja harus belajar, ribet ah! Jika kamu sudah mengatakan demikian maka ada baiknya kamu diam saja di rumah dan tidak usah mendaki. lho ko galak? Lha iya. Emang harus galak daripada pas mendaki kenapa – kenapa.

Belajar yang dimaksud disini ada mempelajari atau mencoba mengenali gunung yang hendak akan kita daki. Setiap gunung memiliki tipikal yang berbeda – beda dan hal yang paling krusial itu salah duanya adalah rute dan sumber air.

Misalnya kamu hendak mendaki Gunung Merbabu di Jawa Tengah. Gunung Merbabu ini punya banyak jalur yang bisa dipilih untuk menggapai puncaknya dan ditiap jalurnya punya karakternya masing – masing. Misal sebagai gambarannya adalah Jalur Wekas dan Jalur Selo. Jalur Wekas memiliki rute terpendek dibandingkan dengan jalur lainnya, namun tantangan yang kamu hadapi adalah medan yang sangat menanjak! Untuk persediaan air di jalur ini, kamu tidak perlu khawatir karena di pos 2 terdapat sumber air yang cukup melimpah yang bisa kamu gunakan sebagai persediaan air selama kemping atau ketika akan summit attack ke puncak.

Beralih ke Jalur Selo, jalur ini merupakan jalur yang sangat digemari karena pemandangannya sangat indah. Yaitu berupa savana, Gunung Merapi dan edelweiss yang bermekaran di sekitar savana. Jalur ini terbilang cukup mudah namun rutenya lebih panjang daripada Wekas. Selain itu tantangan yang harus kamu hadapi saat melewati jalur ini adalah tidak tersedianya sumber air! Nah, dengan mengetahui hal – hal seperti ini setidaknya kamu bisa mempersiapkan apa saja yang hendak kamu bawa nantinya.

Gunung Merbabu Via Selo itu tidak ada sumber air lho
Gunung Merbabu Via Selo itu tidak ada sumber air lho

Penulis pernah menemui sekelompok pendaki yang asal naik tanpa mengetahui tentang gunung yang akan didakinya. Karena ga belajar sebelumnya tentang gunung yang mereka daki, jadi mereka main naik aja seenak udelnya! (padahal udelnya ga enak… #eh) Mereka tidak membawa persediaan air yang cukup. Akibatnya apa? Fatal!! Mereka dehidrasi dan salah satu diantara mereka mengemis – ngemis minta air ke kelompok lain! Hal ini tentunya sangat berisiko kepada kelompok lain yang diminta itu. Ga dikasih kasihan, kalo dikasih gimana dengan kelompoknya? Akibat kesalahan satu kelompok berakibat merembet ke kelompok lain, semacam efek domino lah.

Untuk gunung lainnya kamu bisa mempelajari lokasi pendakian, rutenya dari berbagai sumber di internet. Saat ini sudah banyak pendaki yang gemar menceritakan proses perjalanannya hingga mencapai puncak. Dari catatan perjalanan tersebut kamu bisa tahu sedikit gambaran tentang gimana nantinya pada saat kamu mendaki di gunung itu.

 

  1. Susun Itinerary Dengan Baik dan Benar

Itinerary, apaan tuh? Itinerary adalah semacam rundown acara yang berisikan jangka waktu beserta kegiatannya. Ini penting ya? Kan tinggal naik aja, kaka. Penting ga penting sih tapi dipentingin aja. Kenapa? Dari itin ini setidaknya bakal ada gambaran pada saat jam sekian kita sudah sampai dimana, butuh berapa waktu untuk istirahat di jalur, jam berapa kita sudah sampai di tempat untuk mendirikan tenda dan beristirahat. Namun biasanya sih itin ini molor – molor dikit lah tapi ga papa daripada ga ada gambaran sama sekali.

Mendaki Gunung
Susun itinerary pendakian mu dengan baik
  1. Melengkapi Perlengkapan Pendakian

Jika Tips 1,2, dan 3 sudah kamu lakukan maka artinya kamu sudah tau gunung apa yang akan didaki, rutenya, jangka waktu serta berapa orang yang ada di kelompok pendakian bersama mu. Dengan begitu kamu bisa menyiapkan perlengkapan pendakian mu secara efektif karena tentunya kamu sudah bisa menyesuaikan barang  apa saja yang hendak dibawa ikut mendaki bersama mu.

Oh iya! Perlengakapan pendakian itu terbagi jadi dua, yaitu perlengkapan kelompok seperti tenda, kompor, nesting kemudian perlengkapan pribadi yang kamu itu kudu harus wajib bawa! Jangan sampai enggak! Diantaranya tas khusus pendaki (carrier), sepatu trekking, jaket, jas hujan, matras, sleeping bag, baju ganti, alat penerangan seperti senter atau headlamp, korek api, kantong plastik, tempat minum, tempat makan, perlengkapan survival dan obat – obatan pribadi.

Et dah, banyak amat ya? Karena banyak ada baiknya kamu tuliskan barang – barang yang statusnya wajib dibawa. Jadi jangan sampai ada satu item tertinggal ya, satu item aja ketinggalan repotnya bukan main. Contoh simplenya senter atau headlamp, coba bayangkan kamu masih berada di jalur di hari sudah gelap padahal tempat nge-camp masih cukup jauh, repot!! Ini adalah contoh nyata yang pernah dialami oleh penulis. Pada saat turun dari Gunung Sumbing, penulis menemukan sekelompok pendaki yang semuanya ga bawa senter! Padahal hari telah malam akibatnya mereka berjalan ga beres, terjatuh – jatuh, untungnya salah satu dari kami membawa senter lebih sehingga kami bisa membantu kelompok pendaki tersebut.

  1. Mengerti Situasi Kondisi Terakhir

Kamu harus cari – cari update situasi kondisi terakhir di gunung yang akan kamu daki. Sekarang banyak kok akun – akun twitter yang berkaitan dengan gunung yang bisa kamu tanyain seperti misalnya cuaca terkini, juga apakah pendakian dibuka atau ditutup.

Misalnya kondisi tidak memungkinkan seperti cuaca buruk atau gunungnya kembali aktif sebaiknya tidak memaksakan untuk mendaki pada saat itu karena tak akan lari gunung dikejar, begitu kata pepatah. Tunggu saja hingga gunung itu bisa kembali dikunjungi karena mereka kan juga punya Me Time-nya masing – masing.

Tips mendaki gunung
Mendaki Gunung Gede via jalur Gunung Putri

Di gunung – gunung tertentu yang berada di bawah naungan Taman Nasional seperti Gunung Gede – Pangrango, di tiap tahunnya memberlakukan waktu tutup untuk pendakian biasanya pada bulan Januari hingga Maret, hal ini dengan tujuan untuk menghindari pendaki dari cuaca buruk karena pada saat itu curah hujan di Gunung Gede – Pangrango sangat tinggi. Selain itu hal ini juga dilakukan dengan alasan pemulihan ekosistem.

 

  1. Mempersiapkan Mental Baja

Mendaki gunung itu membutuhkan mental sekuat baja stainless steel. Ya namanya juga mendaki maka yang akan kamu temukan adalah jalur yang terus menanjak yang seringkali tanpa bonus seperti Gunung Dempo, Gunung Cikuray, atau Gunung Singgalang.

Ketiga gunung ini punya kesamaan yaitu gunung tanpa bonus dan jalurnya berupa akar – akar pepohonan yang menjuntai. Sebagai gambaran mari mendaki Gunung Singgalang via Koto Baru, disitu kita bakal ngerasain atau mengeluh “duh kapan nyampenya?” Apalagi sepanjang pendakian kita akan melihat tiang listrik yang kabelnya menjuntai sebagai patokan, karena lihat itu terus sehingga yang ada di pikiran kita belum nyampe – nyampe! Alhasil bikin mental drop, apalagi saat itu hari telah menjelang malam dan gelap pun datang. Nah makanya harus punya mental sekuat baja. Perlu diingat bahwa gunung setinggi apapun pasti ada puncaknya, jadi berusahalah.

Jalur pendakian gunung singgalang
Jalur pendakian Gunung Singgalang. Ikuti saja tiang jalur yang searah menuju puncak
  1. Persiapan Fisik Dengan Berolahraga

Jangan anggap remeh perjalanan mendaki gunung. Naik tangga di tempat kerja aja udah bikin ngos – ngosan apalagi naik gunung dengan kondisi jalur yang terus menanjak tanpa bonus, plus beban yang ada di pundak mu! Ditambah lagi udara yang dingin, dan oksigen yang menipis tentunya membuat tubuh mu akan terasa lebih cepat letih. Oleh karena itu lakukanlah olahraga dengan rutin dan teratur beberapa minggu sebelum pendakian. Hal ini berguna untuk membuat stamina mu bertambah fit sehingga ketika nanjak nantinya tubuh mu ga kaget.

 

  1. Izin Mendaki

Izin mendaki sangat penting. Ketika kamu sudah membuat perencanaan yang matang, latihan fisik dengan berolahraga dan kamu sudah siap, langkah selanjutnya adalah kamu harus mendapatkan izin untuk mendaki. Kepada siapa saja kamu meminta izin mendaki? Ya pastinya kepada orangtua dan keluarga sehingga mereka tau kemana kamu pergi dan mendoakan yang terbaik untuk kamu. Kalo kamu karyawan ya kamu harus izin cuti dulu sebelum mendaki, jangan asal cabut aja, magabut itu namanya dan itu haram kata mamah dede. Bisa bisa pulang mendaki malah dipecat wkwkwk.

Pos Izin Pendakian
Mengurus izin pendakian terlebih dahulu

Selain kepada keluarga, kamu juga harus mendapatkan izin dari pemerintah! Nah lho, mau mendaki aja harus izin ke pemerintah segala. Iya harus, kaka.. untuk mendaki gunung yang berada dalam kawasan Taman Nasional seperti Gunung Gede – Pangrango dan Gunung Semeru setiap pendakinya wajib mengurus SIMAKSI terlebih dahulu. SIMAKSI adalah Surat Izin Memasuki Kawasan Konservasi. Mendaki tanpa mengantongi SIMAKSI adalah perbuatan terlarang dan bisa dijatuhi hukuman.

Walaupun saat ini masih banyak gunung  – gunung di Indonesia yang bisa didaki tanpa harus mengurus SIMAKSI, namun itu tidak serta merta membuat kamu bisa asal langsung mendaki. Kamu tetap harus izin melalui pihak basecamp. Biasanya kamu diminta untuk mengisi nama serta nomor yang dihubungi serta tanggal berapa kamu berencana kembali turun. Hal ini berguna jika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan, pihak basecamp bisa cepat tanggap.

  1. Mengatur Manajemen Logistik

Mie instan lagi, mie instan lagi… lagi – lagi mie instan. Padahal mendaki gunung itu kegiatan fisik yang membakar banyak kalori sehingga kamu memerlukan makanan yang memiliki kalori yang cukup banyak. Jangan Cuma mie instan aja. Nah kamu harus mengatur manajemen logistik saat mendaki gunung. Bawalah makanan yang ringkas namun cukup mengandung kalori. Bawa bahan makanan yang mudah dan cepat dimasak.

Oh iya, memasak nasi di gunung tidak semudah seperti di rumah. Perbedaan peralatan masak serta suhu di gunung membuat nasi yang dimasak digunung seringkali tidak tanak sehingga tidak nyaman untuk dikonsumsi. Untuk mengatasi hal tersebut bisa kamu ganti dengan membawa roti untuk mengganti asupan karbohidrat. Untuk lauknya kamu bisa membawa rendang khususnya yang telah dimasak sampai kering karena ia bisa tahan lebih lama. Tapi biasanya jika ingin praktis tinggal membawa makanan kaleng seperti kornet dan sarden. Praktis memang, namun ia memiliki beban yang berat. Selain itu sampah hasil sisanya juga akan menjadi beban untuk dibawa turun.

 

Tips Saat Pendakian

  1. Luruskan Niat

Saat semuanya sudah lengkap maka saatnya mendaki. Namun ada baiknya kamu untuk luruskan niat.  Kegiatan  pendakian gunung tidak hanya terbatas pada kegiatan treking, summit, foto-foto di puncak kemudian turun kembali ke basecamp.  Tetapi ada suatu nilai yang dapat kita ambil maknanya seperti : menghayati paradigma kehidupan. Maksudnya adalah dalam pendakian gunung pastinya kita ingin sampai ke puncak walaupun melewati berbagai macam cobaan, seperti tanjakan yang berat, sifat egois, haus, lapar, ngantuk, kendala cuaca, cedera, beban berat dan sebagainya. Paradigma ini mirip dengan konsep kehidupan kita yang sebenarnya

  1. Aklimitasi

Tips ini berlaku ketika kamu sudah sampai di basecamp pendakian. Misalnya kamu sedang akan mendaki Gunung Merbabu. Saat sampai di basecamp pendakian jalur Selo, lapor kepada penjaga, tulis nama kamu dan kelompok mu lalu jangan buru – buru naik. Nikmati dulu sejuknya udara di kaki gunung itu. Hal ini berguna untuk tubuh menyesuaikan diri dengan kondisi gunung yang dingin. Kalo bahasa kerennya disebut aklimitasi. Bisa juga kamu isi waktu mu dengan re-packing isi bawaan dan carrier mu supaya lebih nyaman lagi saat dibawa nanjak nanti.

Pos pendakian gunung singgalang
Ada baiknya sebelum memulai pendakian, istirahat terlebih dahulu di basecamp sekaligus aklimitasi
  1. Berdo’a

Mendaki gunung artinya kita sedang bermain di alam bebas, tempat yang tidak lazim ditinggali oleh manusia. Banyak bahaya mengancam seperti jurang yang menganga di kanan kiri jalur, jalur yang licin, bahkan ancaman dari binatang buas seperti babi hutan atau ular. Di Gunung Marapi terkadang ada laporan pendaki yang diserang oleh babi hutan lho. Oleh karena itu hendaknya kita berdo’a kepada Tuhan menurut agama dan kepercayaan masing – masing sebelum memulai pendakian, Setidaknya dengan begitu akan memberikan kita ketenangan dan keyakinan bahwa kegiatan ini dilindungi oleh-Nya

 

  1. Jangan Berpisah Dengan Kelompok

Idealnya dalam pendakian terdapat leader, tim tengah dan sweeper. Jangan sampai berpisah dengan kelompok, jika lelah dan ingin beristirahat sampaikan pada kelompok.

tips mendaki gunung bagi pemula
Jangan berpisah dengan kelompok saat mendaki
  1. Alon – alon Asal Klakon

Pelan – pelan asal selamat lebih penting ketimbang mendaki  dengan kecepatan tinggi karena tubuh kita akan menjadi lebih cepat letih. Selain itu tidak semua anggota kelompok mampu mendaki dengan cepat. Bisa – bisa malah nanti ada yang terpisah dari kelompok.

  1. Jaga Mood Pendakian

Namanya mendaki bersama teman ada kalanya kita bercanda – canda di jalur pendakian. Namun hendaknya jangan mengucapkan kata – kata yang dapat merusak kenikmatan mendaki serta kata – kata yang merusak semangat tim sehingga membuat anggota tim menjadi tidak fokus dan menurun semangatnya.

groufie di gunung
Groufie saat pendakian bisa menjaga mood anggota kelompok

 

  1. Ikuti Jalur Yang Telah Ditentukan

Hampir setiap gunung jalurnya telah dibuat oleh pendahulu kita supaya pendakian menjadi mudah dan jelas arahnya, sehingga potensi nyasar atau hilang bisa diminimalisir. Jangan merasa hebat dengan membuka jalur baru karena selain berisiko nyasar, kamu juga merusak ekosistem..dan kalo hilang bikin susah orang nantinya. Pokoknya jangan coba – coba buka jalur baru. Sudah sering terdengar kabar pendaki hilang atau nyasar dikarenakan melakukan tindakan membuka jalur baru atau potong kompas namun tanpa dibekali pengetahuan dan peralatan navigasi yang memadai.

 

  1. Dirikan Tenda di tempat Yang Telah Ditentukan

Setiap gunung biasanya memiliki shelter atau pos yang bisa dijadikan tempat untuk mendirikan tenda. Misalnya kamu mendaki Gunung Gede Via Cibodas, di jalur ini kamu bisa mendirikan tenda di Pos Kandang Batu atau Kandang Badak. Selain mendirikan tenda di tempat yang telah ditentukan, yang harus kamu ketahui selanjutnya adalah cara mendirikan tenda.

Jika masih belum mengerti jangan sungkan untuk meminta tolong pendaki lain. Penulis pernah menemukan sekelompok pendaki di Pos Kandang Badak Gunung Gede. Saat itu mereka hendak mendirikan tenda namun tidak ada satu pun dari mereka yang bisa membuat tendanya berdiri. Alasannya simple mereka tidak tahu cara memasang frame. Namun entah mengapa mereka sungkan untuk meminta tolong. Hampir satu jam waktu mereka dihabiskan hanya untuk melakukan hal ini padahal jika mereka tahu caranya maka mereka sudah bisa beristirahat.

Cadas, biasa dijadikan tempat untuk mendirikan tenda bagi pendaki Gunung Singgalang

 

  1. Tidak Merusak Alam dan Menjaganya

Menikmati keindahan alam tanpa merusak atau menyakiti alam tentu akan semakin indah. Karena itu selama pendakian hindari perbuatan-perbuatan yang dapat merusak keindahan dan keseimbangan alam seperti melakukan aksi coret-coret (vandalisme), menebang tumbuhan sembarangan, menangkap hewan seperti mancik gunung yang banyak berkeliaran seperti di cadas Gunung Singgalang atau Gunung Marapi, memetik bunga seperti edelweiss yang banyak tersebar di Gunung Marapi, pokoknya hal – hal yang merusak jangan dilakukan.

Edelweiss Gunung Gede
Edelweiss yang cantik di Gunung Gede, cukup dipandang saja. Biarkan ia lestari di tempat asalnya

Tips Setelah Pendakian

  1. Bawa Turun Sampah mu!

Kegiatan pendakian tak lepas dari sampah yang dihasilkan dari sisa bungkus makanan atau minuman. Jadi pas naik sangat disarankan membawa kantong plastik berukuran besar guna membawa sampah dari hasil pendakian kita.

Sampah gunung
Bawa turun sampah mu, karena gunung bukanlah tempat sampah
  1. Hati – hati saat turun

Jika sudah puas menikmati keindahan alam gunung saatnya kembali turun dengan hati – hati. Jangan pernah turun sambil berlari untuk menghindari jatuh selain itu hindari menginjak tanah licin basah, terutama tanah liat basah atau rumput. Atau jika tidak ada pilihan lain, lanjutkan dengan berjalan secara hati – hati.

  1. Hubungi Orang Terdekat

Setelah kembali dengan selamat hubungi orang terdekat mu seperti orang tua, pacar buat yang punya, dosen, bos, HRD. Bilang minta naik gaji biar bisa sering mendaki gunung. Meski sebelumnya kita sudah meminta izin kepada mereka, namun kegiatan mendaki di alam bebas akan cukup membuat orang yang mengganggap kita berharga khawatir.

About Author

client-photo-1
M. Catur Nugraha
Masih bekerja sebagai Naval Architect Engineer di salah satu perusahaan multinasional yang bergerak di bidang konstruksi bangunan lepas pantai sejak tahun 2012. Kecintaan kepada kampung halamannya membuat ia memutuskan untuk mendirikan Jelajah Sumbar dengan tujuan memperkenalkan keindahan Bumi Ranah Minang ke khalayak ramai dan mengajaknya untuk berkunjung ke Sumbar. Ia sangat menyukai traveling. Perjalanan yang paling ia senangi antara lain mendaki gunung, trekking ke air terjun, dan berkemah di pulau – pulau kecil. Ia juga gemar menuliskan cerita perjalanannya dan memotret obyek yang ditemuinya. Cita – citanya : menjadikan Sumatera Barat dan Wisata Padang sebagai salah satu destinasi pilihan favorit bagi wisatawan lokal maupun wisatawan Internasional.

Comments

Rangga
February 29, 2016
Wah ini panduan yg sangat lengkap..banyak hal yg keliatan nya sepele namun akan berakibat fatal kalau diabaikan..senter dan jas hujan..saya pernah hampir hipo karna kelupaan jas hujan pas mendaki marapi..artikel ini sangat penting buat tmn2 yg mau melakukan aktifikas mendaki gunung..

Leave a Reply

*

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.