Author: M. Catur Nugraha

Bagi kamu para pecinta kemping di alam bebas, kamu bisa menambah satu daftar lagi bumi perkemahan yang masuk ke dalam kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak. Tempat kemah yang dimaksud adalah Bumi Perkemahan Citalahab. Bumi Perkemahan ini berada di Kampung Citalahab Sentral tepatnya diseberang Sungai Cikidang. Antara Bumi Perkemahan Citalahab dan Kampung Citalahab Sentral dihubungkan oleh sebuah jembatan sederhana yang terbuat dari bambu. Untuk bisa kemping disini, kamu terlebih dahulu izin kepada pengurus Ekowisata Kampung Citalahab Sentral. Mereka akan senang hati menyambut kedatangan mu lalu bersedia untuk membantu mencarikan tempat yang asik untuk mendirikan tenda. Bumi Perkemahan Citalahab memiliki luas sekitar 3 Hektar. Ruang untuk mendirikan tenda ada tiga yaitu persis di tepi Sungai Cikidang, bagian tengah, dan bagian atas yang berbatasan langsung dengan pintu rimba. Kami sendiri ketika kemah disini lebih memilih mendirikan tenda di tepi Sungai Cikidang, rasanya lebih menyenangkan kemah sembari mendengarkan gemiricik suara air sungai yang mengalir. Dari pengamatan kami, nampaknya Bumi Perkemahan Citalahab masih sepi dari kunjungan. Ketika kami kesana hanya ada tujuh tenda serta satu tenda barak milik kelompok Pramuka dari SMP yang berasal dari Sukabumi. Jumlah yang sedikit jika dibandingkan dengan luasnya. Sulitnya akses memang menjadi kendala saat memiliki niat untuk kemah disini. Cara Menuju Bumi Perkemahan Citalahab Terdapat dua cara untuk menuju ke lokasi Dari arah Bogor arahkan kendaraan menuju Dramaga, lalu Leuwiliang – Nanggung – Desa Malasari – Pintu Masuk Taman Nasional Gunung Halimun Salak. Dari pintu masuk ini kita masih harus menempuh perjalanan sepanjang 16 Km dengan kondisi jalan mulus sejauh 2 km dan selebihnya aspal berlubang dan memasuki Perkebunan Teh Niramala jalan tanah berbatu alias makadam Dari arah Sukabumi arahkan kendaraan menuju Parungkuda, lalu Kabandungan – Pintu Masuk Taman Nasional Gunung Halimun Salak. Dari pintu masuk arah Sukabumi ini, masih ada 18 Km lagi jarak yang harus ditempuh dengan

Usai bermain di sekitar Curug Macan, Kami kembali ke Kampung Citalahab Sentral. Sebenarnya rute termudah ialah dengan menyusuri jalan batu sejauh 2 kilometer. Baca Juga : Curug Macan, Air Terjun Yang Dulunya Sarang Macan Namun, Mang Asep lebih memilih jalur yang melewati perkebunan teh yang dikenal sebagai Perkebunan Teh Nirmala. Kami melewati puncak punggungan bukit, di tengah – tengah perkebunan teh. Meskipun sulit dan lebih melelahkan namun pemandangan permainya kebun teh yang hijau serta hutan – hutan perawan yang mengelilinginya menjadi obatnya. Perkebunan Teh Nirmala memiliki luas lebih lebih dari 900 Ha atau sekitar dari 11% dari total luas Desa Wisata Malasari, berada pada ketinggian 1200 s.d 1900 mdpl. Berbeda dengan kebun teh yang ada di puncak yang telah banyak dikepung oleh berbagai jenis bangunan. Disini kita tidak menemukan hal tersebut sehingga benar – benar masih sangat asri, udaranya pun begitu sejuk. Tidak ada riuh ramai suara kendaraan atau asap kendaraan yang mengepul. Perkebunan Teh Nirmala dibangun pada masa kolonial Belanda, jauh sebelum Taman Nasional Gunung Halimun Salak dikukuhkan pada 1992. Sehingga keberadaan perkebunan milik pemerintah dan dikelola swasta lewat hak guna usaha itu menjadi enklave dalam kawasan taman nasional. Perlu diketahui bahwa daun – daun teh yang dipetik di perkebunan ini merupakan bahan baku untuk memproduksi merek teh terkenal, mungkin merek teh kesukaan kamu. Kami sangat senang sekali melakukan tea walk bersama Mang Asep, Ia memilih jalur yang berada pada titik tertinggi sehingga kami bisa menyaksikan permainya gelombang kebun teh saat memandang ke bawah, menyusuri lembah di mana tegakan – tegakan pohon teh berbatasan dengan hutan. Karena hari Minggu kami tidak melihat pemetik teh sehingga hanya ada kami bertiga saja di tengah luasnya perkebunan teh ini. Setelah 2 Km tea walk kami sampai kembali di Kampung Citalahab, beristirahat sebentar lalu menuju ke bumi perkemahan dimana kami mendirikan tenda kemarin. Kami sangat puas sekali menjelajahi