Mendaki gunung saat ini telah menjadi bagian hidup bagi para remaja. Hal ini bisa dibuktikan dengan terus meningkatnya jumlah kunjungan hampir di seluruh gunung yang ada di Indonesia. Setiap pendaki tentunya memiliki debut dalam pendakiannya. Saya “agak” sedikit bangga karena memulai pendakian sebelum munculnya film – film bertemakan gunung dalam artian ketika itu mendaki gunung

Nama lengkapnya Yohandi Afrizal, teman – teman dan orang disekitarnya biasa memanggilnya Adit. Saat ini ia duduk di bangku sekolah kelas 7 SMP. Perkenalan saya dengannya terjadi pada awal bulan Mei 2016, saat saya mengunjungi Kawasan Wisata Mandeh yang berada di Carocok Tarusan, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat Sesampainya saya di Dermaga Carocok Tarusan, tiba

Riuh di Pagi Hari Hooooiii, sia nan lalok disitu? Tampek urang mandi, tacirik, inyo lalo disitu! Suara hardikan dari ibu – ibu yang memiliki tingkat intensitas suara setaraf dengan suaranya mamah Dedi ketika menjawab pertanyaan jamaah-nya terdengar dari luar tenda. Suara itu seolah menarik arwah saya yang sedang asik bermain – main di dunia lain

Istana Basa Pagaruyung yang berada di Kota Batusangkar, Kabupaten Tanah Datar merupakan salah satu destinasi wajib bagi wisatawan yang sedang berlibur di Sumatera Barat. Selain menikmati sejarah tentang Kerajaan Pagaruyung yang pernah berjaya di Bumi Suwarnadwipa, banyak kegiatan seru yang bisa dilakukan di Istana Basa Paguruyung salah satunya adalah merasakan sensasi berpakaian adat minang. Jika

Selamat tinggal Sawahlunto, semoga kita bisa berjumpa kembali, Tujuan kami selanjutnya adalah Istana Basa Pagaruyung yang berada di Batusangkar, Kabupaten Tanah Datar. Entah sudah berapa kali saya mengunjungi istana ini tapi tidak pernah ada bosan – bosannya. Apalagi Alwan yang belum pernah kesana, dia sangat tertarik sekali untuk melihatnya dari dekat. Istana Pagaruyung berjarak sekitar