Dari Masjid Nurul Iman, kami beranjak menuju Museum Kereta Api Sawahlunto yang jaraknya hanya sekitar 100 meter. Hari itu, kami menjadi pengunjung yang pertama, belum ada pengunjung lainnya, diluar museum nampak para pengurus museum sedang bekerja bakti membersihkan sampah – sampah yang ada. “selamat datang di Museum Kereta Api Sawahlunto, tiket masuknya Rp. 3.000 saja

Sawahlunto, awalnya kota ini hanyalah sehamparan sawah di tengah cekungan lembah yang dialiri Sungai Lunto. Semua berubah ketika “emas hitam” ditemukan oleh seorang geolog muda asal Belanda Willem Hendrik de Greve. Ia berhasil menemukan lokasi – lokasi yang mengandung batu bara. Setelah de Greve meninggal pada tahun 1872. Ekspedisi dilanjutkan oleh RDM Verbeek tahun 1875

Usai menikmati keindahan di Ngalau Pasuak, kami kembali menuju Muaro Sijunjung. Namun, sebelumnya kami singgah lagi ke sebuah spot yang pernah populer berkat sosial media, spot yang dimaksud ialah Pohon Cinta. Awalnya saya tidak mengerti mengapa pohon yang tumbuh seorang diri ini disebut pohon cinta, ternyata pohon ini jika dilihat dari arah barat maka pucuk

Usai shalat zuhur, kami kembali melanjutkan perjalanan menuju Ngalau Posuak yang berada di Jorong Taratak Batuang Nagari Padang Laweh, Kecamatan Koto VII, Kabupaten Sijunjung. Jaraknya sekitar 15 Km dari kota Muaro Sijunjung. Butuh 30 menit perjalanan untuk ke titik awal pendakian dan sangat disarankan menggunakan kendaraan roda dua karena nantinya akan melewati jembatan gantung dengan

Kami kembali menuju jalan Nagari Silokek yang berada di tepi Sungai Batang Kuantan. Ada kejadian lucu disini, ketika Bojeng melewati turunan tajam dengan kecepatan tinggi membuat Ryan yang berada dibelakangnya terhempas hingga bagian belakang celananya robek “he alah, abang ko kancang bana baok honda-nyo, robek lo sarawa awak, ondeh taibo awak (Abang ini kencang sekali