Awal Cerita Bulan November dimana awan dilangit sedang senang – senangnya membawa air untuk ditumpahkan ke bumi Indonesia, Tiba – tiba saja saya mendapatkan sebuah pesan singkat dari aplikasi WhatsApp, pesan tersebut dikirim oleh Ci Novi, ia meminta kepada saya untuk menjadi team leader untuk pendakian Gunung Prau bersama teman – temannya. Ci Novi adalah

Bagi kamu para pecinta kemping di alam bebas, kamu bisa menambah satu daftar lagi bumi perkemahan yang masuk ke dalam kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak. Tempat kemah yang dimaksud adalah Bumi Perkemahan Citalahab. Bumi Perkemahan ini berada di Kampung Citalahab Sentral tepatnya diseberang Sungai Cikidang. Antara Bumi Perkemahan Citalahab dan Kampung Citalahab Sentral dihubungkan

Di balik kepungan peradaban jalan lintas Bogor – Sukabumi yang bising terdapat negeri kabut. Negeri tempat sebuah kampung bertahta di tubir enklave kebun teh yang purwa. Kebuh teh itu lalu dikepung oleh hutan hujan nan perawan. Hutan perawan yang sedari pagi hingga sore hari senantiasa berselimutkan kabut yang dalam bahasa Sunda disebut Halimun. Selimut halimun

Usai bermain di sekitar Curug Macan, Kami kembali ke Kampung Citalahab Sentral. Sebenarnya rute termudah ialah dengan menyusuri jalan batu sejauh 2 kilometer. Baca Juga : Curug Macan, Air Terjun Yang Dulunya Sarang Macan Namun, Mang Asep lebih memilih jalur yang melewati perkebunan teh yang dikenal sebagai Perkebunan Teh Nirmala. Kami melewati puncak punggungan bukit, di

Melanjutkan cerita ketika kami menjelajahi Taman Nasional Gunung Halimun Salak khususnya bagian Citalahab – Cikaniki. Usai menjelajahi Jalur Interpretasi dari Bumi Perkemahan hingga Stasiun Penelitian Cikaniki yang memiliki panjang jalur 1,8 Km. Kami sempatkan untuk singgah dan beristirahat sejenak di Stasiun Penelitian yang dibangun atas kerjasama Indonesia dan Jepang melalui JICA. Baca Juga : Menapaki