Bika Talago, Tak Goyah Meski Harus Pindah
lokasi bika talago

Judul di atas tidak hanya agar terdengar sama rimanya. Tapi juga merupakan kenyataan sesuai apa yang dialami oleh kedai Bika Talago milik Uda Hengky. Kedai ini harus menggeser lokasi usahanya sejauh 350 meter dari lokasinya semula. Sementara itu di tempat lamanya tersebut, dibangun kedai kue bika dengan merek lain.

Walau demikian, Kue Bika olahan Uda Hengky tetap menjadi yang favorit. Terlihat dari lokasi parkir yang hampir tidak pernah sepi, apalagi pada saat akhir pekan, selalu saja ada minibus, bus medium sampai bus besar yang singgah disini.

Saya tiba di kedai Bika Talago saat menjelang maghrib. Suasana kedai saat itu masih terlihat ramai. Ada 1 bus medium yang membawa wisatawan dari Jakarta sedang terparkir serta beberapa mini bus.

Ada aroma unik yang bisa anda rasakan saat tiba disini. Aroma tersebut keluar dari kayu manis yang digunakan sebagai kayu bakar untuk memanggang Kue Bika. Ya, kedai ini tidak menggunakan kayu sembarangan sebagai kayu bakar melainkan Kayu Manis yang memiliki nama ilmiah Cinnamomum. Selain mengeluarkan aroma yang sedap, Kayu Manis saat dibakar tidak mengeluarkan asap yang begitu banyak.

buat kue bika
Kayu Manis yang digunakan sebagai kayu bakar

Saya berjumpa dengan Uda Hengky yang saat itu sedang meracik adonan Kue Bika. Walau sedang sibuk namun beliau tetap ramah menyambut kedatangan saya. Dan bagi saya, ini adalah kesempatan yang bagus untuk bertanya sekilas tentang Bika Talago. Dan tentu saja pertanyaaan mengenai bagaimana ia tetap terus bertahan menjalankan usahanya dan tetap menjadi pilihan bagi pelanggannya.

Saya bersama Uda Hengky berswafoto

“Kami memakai bahan yang alami – alami saja” jawab Uda Hengky
“Satu lagi, kelapa yang kami pakai itu kelapa yang baru dipetik. Baru dipetik dia, kita pakai hari itu juga” tambahnya lagi

Parutan kelapa merupakan bahan dasar dari kue bika selain tepung beras, santan dan gula. Jadi pemilihan kelapa sangat mempengaruhi rasa dari kue ini.

Bika Talago memiliki dua varian rasa yaitu rasa original dan rasa pisang. Keduanya bisa dibedakan dengan mudah dilihat dari warnanya. Untuk rasa original berwarna putih sedangkan rasa pisang berwarna kecoklatan yang berasal dari gula aren.

Citarasa dari kue bika ini sangat gurih dan manis. Sekilas rasanya seperti Wingko Babat yang berasal dari Babat, Lamongan, Jawa Timur.

Kue bika ini lebih nikmat disantap pada saat baru keluar dari tungku. Ketika masih ngepul – ngepulnya. Sebab saat baru matang, kue ini begitu empuk. Dan cocok banget disantap langsung di tempatnya soalnya disini kan lokasinya berada di pelana Gunung Marapi dan Gunung Singgalang yang sejuk.

Satu buah Kue Bika di Kedai Bika Talago dijual dengan harga Rp 3000. Tapi rasanya satu saja tidak akan cukup.

Kue bika bisa menjadi oleh – oleh untuk anda. Namun perlu diingat karena tidak menggunakan bahan pengawet jadinya ia tidak tahan begitu lama ya.

Selain karena kenikmatan rasanya, kedai ini menjadi pilihan bagi wisatawan karena fasilitas penunjang lainnya cukup lengkap seperti toilet dan tempat duduk untuk istirahat dimana pada saat hari cerah kita juga bisa menyaksikan panorama Gunung Marapi dari sini. Ditambah lagi di lokasinya yang baru ini bersebelahan dengan mushala.

Jadi saat anda melintasi jalan dari Padang menuju Bukittinggi ataupun sebaliknya, yuk singgah di kedai Bika Talago. Lokasinya ada di google maps. Jangan sampai salah lokasi ya, sebab “tempat lama bukan kita lagi” Hehe…

About Author

client-photo-1
M. Catur Nugraha
Masih bekerja sebagai Naval Architect Engineer di salah satu perusahaan multinasional yang bergerak di bidang konstruksi bangunan lepas pantai sejak tahun 2012. Kecintaan kepada kampung halamannya membuat ia memutuskan untuk mendirikan Jelajah Sumbar dengan tujuan memperkenalkan keindahan Bumi Ranah Minang ke khalayak ramai dan mengajaknya untuk berkunjung ke Sumbar. Ia sangat menyukai traveling. Perjalanan yang paling ia senangi antara lain mendaki gunung, trekking ke air terjun, dan berkemah di pulau – pulau kecil. Ia juga gemar menuliskan cerita perjalanannya dan memotret obyek yang ditemuinya. Cita – citanya : menjadikan Sumatera Barat dan Wisata Padang sebagai salah satu destinasi pilihan favorit bagi wisatawan lokal maupun wisatawan Internasional.

Comments

Leave a Reply

*

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.