Pondok Kawa Tanjuang Putuih Nagari Pariangan, Tempat Sederhana Pemandangan Istimewa

Jika anda memiliki kesempatan liburan ke Sumatera Barat, cobalah untuk mengunjungi Nagari Pariangan. Nagari atau desa yang berada di tenggara Gunung Marapi ini memiliki pesona alam yang indah. Di tahun 2012, Nagari Pariangan dinobatkan sebagai salah satu Desa Terindah di Dunia oleh majalah Travel Budget asal Amerika.

Saya pertama kali mengunjungi Nagari Pariangan pada 2016, saat itu fokus tujuan saya adalah melihat berbagai peninggalan yang tersebar di desa ini diantaranya Prasasti Pariangan, Kuburan Tantejo Gurhano, Sawah Satampang Baniah dan Masjid Al Ishlah.

Boleh dibaca juga : Masjid Al Ishlah Pariangan

Sejak kunjungan pertama tersebut, saya sudah jatuh cinta. Rasanya harus kembali kesini suatu saat nanti. Membuat cerita yang baru.

Di pertengahan Juli 2023, saya kembali ke kampung halaman. Kali ini saya tidak sendiri, melaikan bersama istri tercinta.

Usai silaturahmi dengan keluarga ibu maupun keluarga bako (dari pihak ayah), saatnya kami travelling buat healing. Setelah setahun tinggal di wilayah Timur Tengah, rasanya rindu sekali melihat yang hijau – hijau.

Dari Kota Padang kami menempuh perjalanan sejauh 95 kilometer ke arah utara.

Di tengah perjalanan kami sempat singgah di obyek wisata Pusat Dokumentasi dan Informasi Kebudayaan Minangkabau.

Rencananya kami disini mau foto bersama mengenakan pakaian adat khas Minang, tapi saat itu obyek wisata yang disebut juga sebagai Museum Bustanil Arifin ini sedang ramai dengan wisatawan asal Malaysia. Dan pakaian adat yang tersedia sudah terpakai semuanya. Sempat menunggu beberapa menit, ternyata kami tidak juga terlayani. Akhirnya kami melanjutkan perjalanan.

Karena lapar mulai menyapa, kami singgah lagi di Rumah Makan Aie Badarun. Rumah makan ini terkenal dengan dendeng batokoknya dan menjual aneka makanan ringan khas Minang seperti bubur kampiun, lotong pical dan banyak lagi.

Boleh dibaca juga : Rumah Makan Aie Badarun

Usai makan siang kami melanjutkan perjalanan ke Nagari Pariangan. Tiba di Simpang Karambia, kami mengambil jalan arah kiri yang menanjak, sedangkan jalan arah kanan yang menurun itu adalah jalan menuju Danau Singkarak.

Kami pun tiba di gapura Nagari Koto Tuo Pariangan, setidaknya ada 3 pemuda yang berjaga di gapura ini. Sesekali mereka mengatur kendaraan yang akan masuk atau keluar dari Nagari Pariangan.

Dari gapura tersebut, kami teruskan perjalanan sejauh 2 kilometer menuju Pondok Kawa Tanjung Putuih, tempat yang direkomendasikan oleh Bang Ozil. Katanya tempatnya asik untuk bersantai. Sudah beberapa kali ia membawa tamu kesana.

Jalan menanjak, di kanan dan kiri terdapat persawahan bertingkat. Salah satu petak sawah dikenal sebagai Sawah Gadang Satampang Baniah, konon sawah ini adalah sawah pertama yang dibuka oleh leluhur orang Minangkabau. Oleh sebab itu lahan sawah ini tetap dijaga keberadaannya. Diseberang sawah ini ada yang disebut Lurah Indak Baia.

Di sisi kanan jalan, ada kuburan panjang yang di dalamnya bersemayan Tantejo Gurhano, beliau dipercaya sebagai arsitek pertama yang menciptakan rumah tradisional Minangkabau yaitu Rumah Gadang.

Memang Nagari Pariangan ini menyimpan banyak cerita yang pastinya seru untuk digali lebih dalam lagi.

Akhirnya tibalah kami di Pondok Kawa Tanjung Putuih. Ternyata di sekitar lokasi ada 3 – 4 kedai dengan jualan yang sama. Tempat juga lebih baik.

“kenapa kita mampirnya disini?” tanya saya ke Bang Ozil

“dulu yang ada cuman ini, sekarang banyak yang buka juga” jawab Bang Ozil

Tiru – meniru usaha adalah hal yang lumrah. Tinggal mana yang bisa memberikan pelayanan terbaik, itulah yang akan bertahan.

Pondok Kawa Tanjung Putuih itu tempatnya sangat sederhana, namun pemandangan yang tersaji disini sangat istimewa.

Seorang pria paruh baya menyambangi kami, ia membawa kertas yang telah dilaminating yang isinya adalah menu makanan dan minuman yang tersedia.

Sesuai nama, jualan utama dari pondok ini adalah kawa. Anda sudah pernah tahu minuman kawa?

Kawa berasal dari bahasa arab yaitu Kahwa yang artinya kopi. Tapi disini, kawa yang dimaksud adalah minuman yang berasal dari daun kopi.

Minuman kawa ini tercipta sejak zaman penjajahan Belanda. Jadi ceritanya hasil panen biji kopi seluruhnya diambil oleh Belanda.

Masyarakat pada masa itu mencari cara untuk menciptakan minuman yang bisa menghangatkan tubuh. Maka lahirlah ide untuk mengeringkan daun kopi. Setelah daun kopi mengering kemudian diseduh dengan air panas. Dan terciptalah apa yang disebut kopi kawa, rasanya seperti minum kopi dengan sensasi rasa teh.

Di Pondok Kawa Tanjung Putuih menyediakan kawa daun (original), kawa daun susu dan kawa daun telur. Harganya mulai dari Rp 5 ribu.

Minuman lain seperti jus buah, teh, kopi, dan milo juga tersedia.

Untuk makanannya ada nasi goreng, mie goreng, mie rebus dan aneka gorengan.

Asiknya disini adalah harga minuman dan makanannya terjangkau dan sudah tertera di daftar menunya, jadi jangan takut di pakuak.

Kami memesan kawa daun susu dan pisang goreng keju coklat.

Tak perlu menunggu waktu lama, pesanan kami sudah siap untuk diseruput dan disantap. Rasanya nikmat sekali apalagi sambil memandangi keindahan Nagari Pariangan.

Sekitar 1 jam kami menghabiskan waktu disini, rasanya betah berlama – lama disini apalagi didukung dengan udaranya yang sejuk.

Jika anda tertarik mengikuti Paket Tour Padang Bukittinggi bersama kami, silahkan klik link nya ya

About Author

client-photo-1
M. Catur Nugraha
Masih bekerja sebagai Naval Architect Engineer di salah satu perusahaan multinasional yang bergerak di bidang konstruksi bangunan lepas pantai sejak tahun 2012. Kecintaan kepada kampung halamannya membuat ia memutuskan untuk mendirikan Jelajah Sumbar dengan tujuan memperkenalkan keindahan Bumi Ranah Minang ke khalayak ramai dan mengajaknya untuk berkunjung ke Sumbar. Ia sangat menyukai traveling. Perjalanan yang paling ia senangi antara lain mendaki gunung, trekking ke air terjun, dan berkemah di pulau – pulau kecil. Ia juga gemar menuliskan cerita perjalanannya dan memotret obyek yang ditemuinya. Cita – citanya : menjadikan Sumatera Barat dan Wisata Padang sebagai salah satu destinasi pilihan favorit bagi wisatawan lokal maupun wisatawan Internasional.

Comments

Leave a Reply

*

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.