Trip Report Jelajah Sumbar Hari Pertama : Taman Panorama Bukittinggi
image of 1140x530

Sekitar 45 menit kami menikmati suasana di Lawang Park, setelah itu lanjut lagi menuju destinasi berikutnya yaitu Taman Panorama Bukittinggi.  Rencana awalnya itu adalah berhenti di The Great Walls of Koto Gadang alias tembok besar Koto Gadang  lalu trekking hingga Lubang Jepang naik tangga sampai ke Taman Panorama Bukittinggi. Dengan cara seperti ini maka membutuhkan waktu sekitar 1 – 2 jam, namun dilihat dari kondisi teman – teman yang asik tidur, iya tidur, sepanjang jalan banyak tidurnya efek delay di hari sebelumnya oleh maskapai “you know who”, sehingga mereka kurang istirahat semalam.

Alhamdulillah, ketika keluar dari Simpang Padang Luar, arus lalu lintas menuju Bukittinggi saat itu lancar sehingga dengan cepat kami bisa sampai di Kota Wisata Bukittinggi tepatnya di depan pintu masuk Taman Panorama Bukittinggi.

Kami segera membeli tiket masuk, ternyata ada kenaikan harga, bulan Desember lalu saat saya bersama keluarga kesini tiketnya hanya Rp 5 ribu namun saat ini menjadi Rp 8 ribu. Usai membayar tiket masuk, yang kami tuju pertama kali adalah mushala guna shalat ashar.

Usai shalat barulah kami asik menikmati panorama Ngarai Sianok yang sangat indah, jika cuaca sedang cerah maka akan nampak terlihat puncak Gunung Marapi dan Gunung Singgalang. Di pinggir pagar banyak monyet ekor panjang yang seolah menyapa pengunjung.

Foto groufie dengan latar Ngarai Sianok
Foto groufie dengan latar Ngarai Sianok

Tak lengkap rasanya jika ke Bukittinggi tanpa menelusuri Lobang Jepang yang menjadi saksi sejarah kekejaman di masa pendudukan Jepang. Kami masuk ke dalam Lobang Jepang ditemani oleh seorang pemandu bernama bapak Maizar, untuk menggunakan jasa pemandu disini dikenakan tarif Rp 80 ribu, lagi – lagi ada kenaikan dari sebelumnya Rp 70 ribu.

Bapak Maizar sebagai pemandu kami saat menelusuri Lobang Jepang
Bapak Maizar sebagai pemandu kami saat menelusuri Lobang Jepang
Foto bersama di depan pintu masuk Lobang Jepang Bukittinggi
Foto bersama di depan pintu masuk Lobang Jepang Bukittinggi

Di dalam Lobang Jepang, Bapak Maizar menceritakan tentang sejarah keberadaan lobang yang dibangun oleh Jepang dalam rangka menghadapi perang Asia Timur Raya. Untuk cerita sejarah detailnya bisa kamu baca disini.

Mendengarkan cerita dari pemandu tentang sejarah Lobang Jepang
Mendengarkan cerita dari pemandu tentang sejarah Lobang Jepang

Setelah menelusuri semua tempat yang dianggap penting seperti ruang amunisi, ruang pertemuan, pintu pelarian, dapur, ruang penjara, dan ruang pengintaian, akhirnya sampai juga kami di pintu keluar Lobang Jepang yang berada di Jalan Ngarai Sianok, saya segera menghubungi bapak sopir untuk menjemput kami.

Tujuan kami selanjutnya adalah ke penginapan kami di Hello Guest House yang berada di kampung cina, namun sebelum kesana kami singgah dulu di pusat oleh – oleh.

About Author

client-photo-1
M. Catur Nugraha
Masih bekerja sebagai Naval Architect Engineer di salah satu perusahaan multinasional yang bergerak di bidang konstruksi bangunan lepas pantai sejak tahun 2012. Kecintaan kepada kampung halamannya membuat ia memutuskan untuk mendirikan Jelajah Sumbar dengan tujuan memperkenalkan keindahan Bumi Ranah Minang ke khalayak ramai dan mengajaknya untuk berkunjung ke Sumbar. Ia sangat menyukai traveling. Perjalanan yang paling ia senangi antara lain mendaki gunung, trekking ke air terjun, dan berkemah di pulau – pulau kecil. Ia juga gemar menuliskan cerita perjalanannya dan memotret obyek yang ditemuinya. Cita – citanya : menjadikan Sumatera Barat dan Wisata Padang sebagai salah satu destinasi pilihan favorit bagi wisatawan lokal maupun wisatawan Internasional.

Comments

June 5, 2017
[…] Baca Juga : Taman Panorama Bukittinggi […]

Leave a Reply

*

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.