Trip Report Jelajah Sumbar Hari Ketiga : Pulau Pasumpahan
image of 1140x530

Usai makan siang, teman – teman sudah gag sabar lagi untuk menuju pulau selanjutnya yaitu Pulau Pasumpahan. Dari Pulau Pagang ke Pulau Pasumpahan memakan waktu sekitar 15 menit. Kapten kapal kami saat menuju ke Pulau Pasumpahan membawa kami melintas di depan Pulau Suwarnadwipa, tadinya kami menjadikan pulau ini sebagai salah satu destinasi trip ini namun karena keterbatasan waktu jadi kami gag kesana. Motoin aja dari jauh.

Kami pun sampai di Pulau Pasumpahan, bagi saya ini adalah kali ketiganya menjejakan kaki di pulau cantik ini namun saya tidak pernah bosan – bosannya kesini, karena Sumpah, Pulau Pasumpahan Cantik Banget!

Hai Pasumpahan jumpa lagi kita
Hai Pasumpahan jumpa lagi kita

Disini hamparan pasir putih serta nyiur yang rimbun menyapa kami. Terdapat spot terbaik untuk foto disini yaitu di ayunan yang terbuat dari batang kayu, biasanya yang berfoto disini adalah pasangan yang lagi di mabuk cinta, buat yang jomblo ya ga papa foto disini juga, ga ada larangannya.

Pohon kelapa tumbuh subur di Pulau Pasumpahan, ada rambu hati - hati kelapa jatuh
Pohon kelapa tumbuh subur di Pulau Pasumpahan, ada rambu hati – hati kelapa jatuh
Ayunan di Pulau Pasumpahan, salah satu spot yang biasa dijadikan tempat untuk berfoto bersama pasangan, jomblo? gag masalah, gag ada larangannya
Ayunan di Pulau Pasumpahan, salah satu spot yang biasa dijadikan tempat untuk berfoto bersama pasangan, jomblo? gag masalah, gag ada larangannya

Tapi kami tidak ingin terbuai olehnya. Tujuan kami ke Pulau Pasumpahan adalah untuk trekking menuju puncak bukit yang berada di sebelah sisi utara pulau. Dari puncak bukit, kita dapat menikmati pemandangan Pasumpahan dan sekitarnya.

Saat menuju ke puncak bukit Pasumpahan, kami ditemani oleh bang Iqbal yang juga sebagai crew kapal kami. Setelah semuanya siap kami mulai menuju ke titik awal pendakian.

Dibutuhkan keberanian, kekuatan baik fisik maupun mental untuk mencapai puncak bukit Pasumpahan hal ini karena trek yang harus dilalui berupa tebing dengan kemiringan 70 derajat! Untuk memudahkan wisatawan yang hendak kesana telah diberikan tali webbing. Bang Iqbal menjaga posisi di tengah – tengah tebing guna membantu teman – teman yang hendak naik.

Trek menuju puncak Bukit Pasumpahan, yang di foto ini adalah tanjakan yang kedua
Trek menuju puncak Bukit Pasumpahan, yang di foto ini adalah tanjakan yang kedua

Tanjakan pertama selesai, kami istirahat dulu sembari mengatur nafas sebelum menjejaki tanjakan yang kedua yang sama terjal ditambah lagi tempatnya yang terbuka sehingga sinar matahari begitu leluasanya menyapa tubuh.

Keringat mengucur deras, rasa lelah mendera ketika menyelesaikan tanjakan kedua namun semuanya terbayar ketika melihat pemandangan dari puncak bukit ini, sekali lagi, sumpah keren banget!

Para bujang di puncak bukit Pulau Pasumpahan
Para bujang di puncak bukit Pulau Pasumpahan

Pemandangannya seperti Raja Ampat begitu kata teman – teman. Tofik (Sebut saja begitu) lagi – lagi dengan senang hatinya mengeluarkan tongsis dan go-pr* andalannya, tak terhitung berapa jumlah foto yang ia ambil disini.

Puas menyaksikan keindahan panorama Pasumpahan dan sekitarnya kami kembali turun, ternyata turun lebih sulit daripada naiknya, jika naik hanya membutuhkan waktu 20 menit, untuk turun lebih dari 30 menit. Bang Iqbal dengan susah payah membantu kami untuk turun, telapak tanggan sampai terkelupas karena naik turun sembari memegang webbing.

Usai trekking membuat kami haus, tapi kami tidak perlu khawatir karena di Pulau Pasumpahan banyak tersedia kelapa muda yang dijual Rp 10 ribu per butirnya.

Hari mulai beranjak sore, kami berkemas untuk kembali ke Bungus, harus disegerakan karena malam itu juga kami akan kembali ke Jakarta.

Ketika akan sampai Bandara Internasional Minangkabau hujan deras, sepertinya langit tahu apa yang dirasakan oleh kami, setelah 3 hari 2 malam menjelajahi Sumbar bersama kami harus berpisah.

Terima kasih untuk teman – teman yang telah mengikuti perjalanan ini, semoga kita bisa bertemu di lain kesempatan, terus semangat, tetap semangat dan jalan – jalan terus.

About Author

client-photo-1
M. Catur Nugraha
Masih bekerja sebagai Naval Architect Engineer di salah satu perusahaan multinasional yang bergerak di bidang konstruksi bangunan lepas pantai sejak tahun 2012. Kecintaan kepada kampung halamannya membuat ia memutuskan untuk mendirikan Jelajah Sumbar dengan tujuan memperkenalkan keindahan Bumi Ranah Minang ke khalayak ramai dan mengajaknya untuk berkunjung ke Sumbar. Ia sangat menyukai traveling. Perjalanan yang paling ia senangi antara lain mendaki gunung, trekking ke air terjun, dan berkemah di pulau – pulau kecil. Ia juga gemar menuliskan cerita perjalanannya dan memotret obyek yang ditemuinya. Cita – citanya : menjadikan Sumatera Barat dan Wisata Padang sebagai salah satu destinasi pilihan favorit bagi wisatawan lokal maupun wisatawan Internasional.

Comments

Leave a Reply

*

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.