Setelah mencicipi kue mangkuak santan di Nagari Sianok Anam Suku. Kami melanjutkan perjalanan menuju Malalak tepatnya ke sebuah lapau nasi yang memiliki minuman andalan yaitu Kopi Tatungkuik. Baca juga : Nikmatnya Mencicipi Kue Legend dari Nagari Sianok Bang Rangga kembali memimpin perjalanan. Kami telah meninggalkan wilayah Nagari Sianok Anam Suku dan kini mulai memasuki nagari
Pagi itu cuaca tidak begitu cerah, barisan awan masih menutup sebagian dari langit. Sehari sebelumnya hujan mengguyur Kota Bukittinggi. Saya kembali datang di Bukittinggi di akhir September yang basah. Kedatangan saya kesini tentu saja untuk melepas rindu bersama Agus dan Bang Rangga. Kalau kami sudah berkumpul, biasanya kami selalu merencanakan sebuah perjalanan. Apakah itu berkunjung
“hati – hati di jalan, Catur” ucap Oma ketika melepas saya pergi pagi itu Saya harus berangkat sepagi mungkin agar sore nanti saya telah tiba di Sawahlunto. Rute hari pertama ini adalah Padang – Sitinjau Laut – Alahan Panjang – Danau Kembar – Solok – Sawahlunto. Sebenarnya Sawahlunto bisa ditempuh dalam waktu 3 jam dari
Desember 2015 yang basah. Mila, Adik sepupu saya mengikatkan tali cinta dengan kekasihnya melalui pernikahan. Suaminya yang bernama Alit berasal dari Jogja. Keduanya dipertemukan saat mereka kuliah di jurusan yang sama dengan saya. Teknik Kelautan ITS. Acara pernikahan Mila dan Alit berlangsung di Padang, kampung halaman Mila yang juga saya akui sebagai kampung halaman saya.
Penjelajahan saya keliling Sumatera Barat tidak sepenuhnya berjalan mulus, terkadang ada saja hambatannya. Entah itu cuaca buruk di tengah jalan, ban yang tiba – tiba bocor dan terkena hukuman tilang! Untuk kasus yang terakhir, saya baru sekali mengalaminya. Cerita bermula ketika saya hendak kembali ke Padang usai sehari sebelumnya menjelajahi peninggalan budaya yang ada di