Bukittinggi City Tour dan Seporsi Nasi Kapau Lezat di Gathering Keperawatan Rumah Sakit Haji Jakarta

Kemarin kami baru saja long trip dari Padang ke Bukittinggi, mengunjungi berbagai objek wisata andalan Sumatera Barat. Di hari  ketiga atau hari terakhir dari gathering ini, kami akan mengunjungi beberapa objek wisata yang ada di Kota Bukittinggi.

Bukittinggi, meski hanya memiliki luas sebesar 25 Km2, namun kota ini menyimpan banyak obyek wisata dan asiknya obyek wisata yang ada di kota ini saling berdekatan. Usai sarapan di hotel, tepat jam 07.30 kami memulai perjalanan dan yang pertama kali kami kunjungi ialah Cahaya Bordir yang menjual aneka kain, baju koko dan mukena bordiran khas Bukittinggi.

Setelah itu, saatnya kami menuju obyek wisata Taman Panorama Bukittinggi dan Lobang Jepang. Tiket masuk obyek wisata ini ialah Rp 15.000, meski masih pagi namun suasana sudah sangat ramai terlebih ada kegiatan senam aerobik bersama. Kami pun tidak mau ketinggalan untuk ikut serta bersenam ria, hitung – hitung pemanasan sebelum masuk ke dalam lobang Jepang.

Taman Panorama Bukittinggi
Sebelum masuk ke dalam Taman Panorama Bukittinggi, foto – foto dulu

 

senam pagi di Taman Panorama Bukittinggi
Senam pagi sebagai pemanasan sebelum turun ke Lobang Jepang

Di Taman Panorama Bukittinggi, kita bisa menyaksikan keindahan Ngarai Sianok yang memiliki latar Gunung Marapi dan Gunung Singgalang sehingga terlihat begitu Indah. Terdapat beberapa spot yang biasa dijadikan lokasi berfoto bersama.

Taman Panorama Ngarai Sianok
Foto bareng di Taman Panorama Bukittinggi dengan latar Ngarai Sianok dan Gunung Singgalang

 

Ngarai Sianok
Tempatnya memang asik buat foto

 

Company gathering di Bukittinggi
Keperawatan Rumah Sakit Haji Jakarta, kompak banget

Memasuki Lobang Jepang Bukittinggi

Selain memiliki panorama yang Indah, di dalam taman ini terdapat goa atau lobang yang merupakan peninggalan Jepang. Lobang Jepang Bukittinggi dibuat atas instruksi Letjen Moritake Tanabe, Panglima Divisi ke 25 Angkatan Darat Balatentara Jepang. Dibuat setelah Jepang berhasil menguasai Bukittinggi dari tangan Belanda pada Maret 1942.

Foto di Lobang Jepang Bukittinggi
Foto bersama sebelum masuk ke Lobang Jepang Bukittinggi

Lobang Jepang memiliki panjang 1470 m dan lebar 2 m. Di awal memasuki lobang, kami berjalanan menuruni anak tangga sejumlah 132. Di sisi kanan dan kiri terdapat lampu neon sehingga lobang jepang ini memiliki penerangan yang cukup baik dan nyaman bagi wisatawan.

Sepanjang menjelajahi Lobang Jepang, kami ditemani oleh local guide yang menceritakan tentang sejarah serta fungsi – fungsi dari tiap ruang yang ada di lobang yang dibuat Jepang untuk menghadapi Perang Asia Timur Raya ini.

Jam Gadang dan Mengelilingi Pasar Atas Bukittinggi

Akhirnya setelah 30 menit berada di Lobang Jepang, kami kembali melihat terangnya dunia. Tidak bisa dibayangkan bagaimana nasib romusha yang dulu bekerja paksa dan tersiksa di lobang tersebut.

Dari Lobang Jepang kami menuju Jam Gadang yang jaraknya sangat dekat, tidak ada tiga kedip mata pun kami sudah tiba di taman Jam Gadang yang merupakan titik nol dari Kota Bukittinggi.

Segera kami mengambil tempat untuk berfoto bersama dengan latar Jam besar yang didirikan pada tahun 1926 ini. Jam Gadang merupakan hadiah dari Ratu Belanda kepada Rook Maker. Ketika itu ia menjabat sebagai sekretaris atau Controller Fort de Kock di masa pemerintahan Hindia Belanda.

Foto di Jam Gadang Bukittinggi
Foto ala ala cover boy band di Jam Gadang

 

Kalau yang ini, foto ala tiga diva

Selanjutnya acara bebas mengelilingi Pasar Atas Bukittinggi selama 1 jam 15 menit. Di Pasar Atas ini kita bisa membeli oleh – oleh aneka pernak – pernik khas Minangkabau seperti gantungan kunci, bros, hiasan perak dan lain – lain. Bagi yang mau membeli keripik sanjay, kerupuk jangek kualitas super juga ada.

wisata belanja Pasar Atas Bukittinggi
Belanja di Pasar Atas Bukittinggi

Bagi pecinta wisata kuliner disini banyak sekali kuliner khas Minangkabau seperti sate padang, ampiang dadiah, es tebak, es pokat sirup, pisang kapik, kue singgang dan banyak lagi. Pokoknya Pasar Atas itu surga bagi pecinta wisata belanja dan wisata kuliner.

Makan Nasi Kapau di Nagari Kapau

Tepat jam 11.15, kami beranjak dari Kota Bukittinggi menuju Kapau, sebuah nagari di Kabupaten Agam yang jaraknya tidak begitu jau dari Bukittinggi.

Apa yang spesial dari nagari ini sehingga kami harus kesana? Jawabnya adalah Nagari ini merupakan asal muasal dari  Nasi Kapau yang terkenal itu. Sebenarnya di Pasar Lereng Bukittinggi juga banyak los lambuang yang menyediakan Nasi Kapau namun kami ingin mencobanya di tempat asalnya, kalau kata orang Minang Nasi Kapau Nan Sabana Kapau.

Nasi Kapau
Seporsi Nasi Kapau Nan Lezat

Kami tiba di Nagari Kapau tepat di jam makan siang. Langsung saja kami memilih lauk yang khas yang mungkin jarang ditemui di ibukota seperti tunjang, tambunsu (hidangan berbahan dasar usus sapi yang dimasukkan adonan telur dan tahu), dan rendang ayam.

Ternyata ada beberapa perbedaan antara Nasi Padang dan Nasi Kapau yaitu di dalam hidangan Nasi Kapau terdapat Gulai Kapau yang berbahan dasar kol, nangka, dan kacang panjang. Kuah gulainya berwarna kuning, dan ada cita rasa sedikit asam.

Kembali ke Bandara Internasional Minangkabau

Usai makan siang, saatnya kembali ke Bandara Internasional Minangkabau. Seketika hujan turun dengan derasnya seolah tahu dengan rasa sedih harus meninggalkan Ranah Minang yang memiliki suasana alam, budaya, kuliner yang memikat hati. Kami harus kembali ke dalam penjara bernama rutinitas.

Perjalanan sempat tersendat di Koto Baru karena memang hari Senin adalah hari pasar yaitu hari berkumpulnya para petani dari ladang membawa hasil ladangnya ke para penjual di Pasar Koto Baru. Setelah melewati Pasar Koto Baru perjalanan kembali lancar. Di Kayu Tanam kami singgah di masjid untuk shalat lalu lanjut lagi ke bandara. Meski sedang jalan – jalan, shalat tidak boleh ditinggalkan.

Akhirnya sampailah kami di area Bandara Internasional Minangkabau. Dan selesailah rangkaian acara gathering Keperawatan Rumah Sakit Haji Jakarta bersama Jelajah Sumbar.

Terima kasih yang sebesar – besarnya kepada Keperawatan Rumah Sakit Haji Jakarta yang telah mempercayakan kami sebagai partner perjalanan selama 3 hari 2 malam. Semoga perjalanannya menyenangkan dan sampai jumpa kembali di Ranah Minang.

About Author

client-photo-1
M. Catur Nugraha
Masih bekerja sebagai Naval Architect Engineer di salah satu perusahaan multinasional yang bergerak di bidang konstruksi bangunan lepas pantai sejak tahun 2012. Kecintaan kepada kampung halamannya membuat ia memutuskan untuk mendirikan Jelajah Sumbar dengan tujuan memperkenalkan keindahan Bumi Ranah Minang ke khalayak ramai dan mengajaknya untuk berkunjung ke Sumbar. Ia sangat menyukai traveling. Perjalanan yang paling ia senangi antara lain mendaki gunung, trekking ke air terjun, dan berkemah di pulau – pulau kecil. Ia juga gemar menuliskan cerita perjalanannya dan memotret obyek yang ditemuinya. Cita – citanya : menjadikan Sumatera Barat dan Wisata Padang sebagai salah satu destinasi pilihan favorit bagi wisatawan lokal maupun wisatawan Internasional.

Comments

Leave a Reply

*

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.