Pada minggu kedua Agustus 2019, kami mendapatkan kepercayaan dari Keluarga Ibu Winda yang ingin menikmati perjalanan keliling Sumbar selama 5 Hari 4 Malam. Perjalanan dimulai dari tanggal 10 Agustus 2019, atau H-1 Idhul Adha 1440 H. Adapun meeting pointnya adalah di Bandara Internasional Minangkabau. Dari Bandara, kami langsung menuju Kota Padang, Ibukota Provinsi Sumatera Barat.

Luruihlah jalan Payakumbuah, begitu bunyi salah satu bait dari lagu Minang berjudul Ayam Den Lapeh. Bait tersebut memang ada benarnya, kalau mau ke Payakumbuh dari arah Bukittinggi, kita akan melewati jalan yang didominasi dengan jalan lurus. Payakumbuh saat ini telah menjelma menjadi pusat wisata kuliner. Kota ini dikenal dengan julukan Kota Rendang, sebab ada kampung

Kami check out dari Homestay Puti Sari Banilai tepat pada tengah hari, yang juga bertepatan waktu untuk makan siang. Rencana awal kami ialah makan siang di Rumah Makan Or Situjuh. Namun ternyata rasa lapar di perut tak bisa di tahan lagi. Sekitar 450 meter keluar simpang Sarilamak – Harau ada Rumah Makan Mis Munin yang

Setelah menempati Pondok Rambun Paneh, lagi asik leyeh – leyeh, tiba – tiba saja kami tersadar bahwa kami belum makan siang! Walau sebenarnya siang tadi kami sudah makan Pisang Panggang HM Zen di Pasar Atas. Tapi kan bagi orang Indonesia belum makan namanya jika belum mengunyah nasi. Awalnya kami mencari rumah makan yang ada di

Lembah Harau menjadi salah satu destinasi yang kami tuju untuk mengisi cuti liburan 10 hari di Sumbar. Kedatangan kami ke Lembah Harau terasa spesial, sebab biasanya kami membawa tamu Jelajah Sumbar kesini. Namun, kali ini yang kami bawa adalah anak dan istri. Tak hanya itu, biasanya kalau ke Lembah Harau, agendanya paling hanya bermain air