Melihat Lebih Dekat, Masjid Raya Ganting di Kota Padang
wisata_religi_masjid_raya_ganting

Dalam buku berjudul 100 Masjid Terindah di Indonesia, Masjid Raya Ganting di Kota Padang termasuk dalam salah satunya.

Bagi kami sangatlah wajar sebab masjid yang berada di Jalan Ganting, Kelurahan Ganting Parak Gadang, Kecamatan Padang Timur, Kota Padang ini memiliki bentuk bangunan yang indah dan unik. Masjid Raya Ganting memiliki ukuran 30 x 30 meter, arsitekturnya memadukan desain Timur Tengah, Cina dan Corak Eropa.

Baca juga : Masjid Ummil Qura, Masjid Cantik di Tepi Danau Maninjau

Masjid Raya Ganting di Kota Padang

Keunikan dari masjid ini bisa dilihat dari bentuk atap kubah bertingkat segi delapan yang menyerupai bentuk atap wihara. Bagian atap ini dikerjakan oleh tukang – tukang asal China di bawah perintah Kapten Lou Chian Ko.

Masjid – masjid tua yang dibangun di Tanah Air biasanya menyimpan makna filosofi yang tersirat pada bentuk bangunannya. Pada Masjid Raya Ganting ini bisa dilihat dari pilar – pilar penopang masjid yang berjumlah 25 buah, melambangkan jumlah nabi.

Tiang-tiang yang menopang masjid ini berjumlah 25 tiang, melambangkan jumlah nabi

 

Pada tiap tiang tersebut terdapat nama-nama nabi yang wajib diimani umat Islam

Pendirian Masjid ini atas prakarsa tiga orang pemuka masyarakat di Kota Padang yakni Angku Gapuak, Angku Syekh Haji Umar, Angku Syekh Kepala Koto.

Bagian serambi muka yang berbentuk persegi panjang, memiliki enam pintu dari arah timur dan dua pintu dari arah utara dan selatan

Angku Gapuak adalah seorang saudagar di Pasar Gadang, Angku Syekh Haji Umar adalah seorang pimpinan kampung, sedangkan Angku Syekh Kapalo Koto seorang ulama yang cukup berpengaruh. Sehingga lengkaplah Tiga Tali Sapilin, yang berarti ada kalangan saudagar, pemimpin dan ulama.

Tokoh masyarakat setempat menyepakati membangun di tanah wakaf 7 suku, yang diserahkan melalui Gubernur Jendral Ragen Bakh (penguasa Hindia – Belanda di Sumatera Barat waktu itu).

Dengan dukungan banyak pihak dan bantuan dari para saudagar dan ulama Minangkabau, akhirnya pembangunan Masjid Raya Gantiang dapat diselesaikan pada tahun 1810.

Masjid ini sempat mengalami kerusakan berat pada 2009 setelah gempa 30 September mengguncang Kota Padang. Ketika itu kekuatan gempanya sekitar 7,6 Skala Richter, gempa ini membuat masjid ini tidak layak pakai karena bagian dalam mengalami kerusakan serius.

Ketika itu para jamaah hanya melakukan salat di halaman parkir, kemudian pada tahun 2010 masjid kembali direnovasi dengan dana sekitar Rp 1,3 miliar.

About Author

client-photo-1
M. Catur Nugraha
Masih bekerja sebagai Naval Architect Engineer di salah satu perusahaan multinasional yang bergerak di bidang konstruksi bangunan lepas pantai sejak tahun 2012. Kecintaan kepada kampung halamannya membuat ia memutuskan untuk mendirikan Jelajah Sumbar dengan tujuan memperkenalkan keindahan Bumi Ranah Minang ke khalayak ramai dan mengajaknya untuk berkunjung ke Sumbar. Ia sangat menyukai traveling. Perjalanan yang paling ia senangi antara lain mendaki gunung, trekking ke air terjun, dan berkemah di pulau – pulau kecil. Ia juga gemar menuliskan cerita perjalanannya dan memotret obyek yang ditemuinya. Cita – citanya : menjadikan Sumatera Barat dan Wisata Padang sebagai salah satu destinasi pilihan favorit bagi wisatawan lokal maupun wisatawan Internasional.

Comments

Leave a Reply

*

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.