Explore Tanah Datar : Situs Megalit Talago Gunung
cagar budaya megalit talago gunung

Artikel kali ini masih seputar Tanah Datar. Jadi pada Januari 2016 yang lalu, saya memang lagi semangat mengeksplore Tanah Datar karena disini banyak sekali peninggalan dari masa lampau yang kini telah menjadi cagar budaya salah satunya Situs Megalit Talago Gunung.

Perjalanan ini dimulai dari Batusangkar yang merupakan ibukota dari Kabupaten Tanah Datar. Dari sini kami menuju Home Industri Kiniko yang terkenal dengan sale pisang dan kopi kawa daunnya.

Usai santai sejenak, menyeruput keunikan dari rasa kopi kawa daun sambil memandangi panorama alam yang tersaji di Kiniko. Saya melanjutkan perjalanan menuju Talago Gunung. Disana ada sebuah tempat yang lagi viral yang membuat saya penasaran ingin mendatanginya.

Tempat yang pernah viral di Talago Gunung

Di tengah perjalanan menuju lokasi tujuan, kami berhenti untuk melihat Situs Megalit Talago Gunung. Sayangnya tidak ada informasi apapun mengenai situs ini selain plang penanda cagar budaya yang dipasang oleh BP3 Batusangkar, Wilayah Kerja Provinsi Sumatera Barat, Riau dan Kepulauan Riau.

Karena ketiadaan informasi membuat saya bingung untuk menuliskan catatan perjalanan kali ini.

Hingga sampailah saya menemukan ringkasan dari Thesis Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia yang ditulis oleh Herwandi pada tahun 1994 berjudul Nisan – nisan di Situs Mejan Tinggi, Desa Talago Gunung, Kabupaten Tanah Datar, Provinsi Sumatera Barat. Kajian Tentang Keberlanjutan Budaya Tradisi Megalitik ke Budaya Islam.

Situs Megalit Talago Gunung disebut juga sebagai Situs Mejan Tinggi karena lokasinya berada di atas puncak bukit yang oleh penduduk setempat disebut sebagai Bukit Mejan Tinggi.

Situs ini berada di atas Bukit yang oleh warga sekitar disebut Bukit Mejan Tinggi

Lokasinya berada di daerah pedalaman di perbukitan yang jaraknya sekitar 10 kilometer dari Kota Batusangkar.

Situs ini terhampar di area seluas 40 x 80 meter.

Berada di area seluas 40 x 80 meter

Nisan-nisan yang terdapat di situs Mejan Tinggi merupakan nisan tunggal atau tidak berpasangan seperti halnya nisan Islam yang memiliki Penanda bagian kepala dan kaki. Secara sekilas akan sulit untuk menentukan apakah nisan-nisan tersebut sebenarnya dapat dikatakan sebagi nisan atau bukan. Data pendukung yang dapat membuktikan bahwa nisan tersebut merupakan nisan Islam adalah arah hadapnya yang mengarah ke selatan seperti nisan-nisan kuno Islam yang terdapat di Kabupaten Tanah Datar lainnya.

Menghadap ke selatan

Jumlah nisan yang ditemukan berjumlah 186 buah, semuanya polos tanpa ada ukiran ataupun tulisan, terkecuali satu nisan yang mengalami pengerjaan pengukiran. Dari bentuk nisan diketahui nisan-nisan ini dikerjakan dengan teknik pahatan yang mempunyai kesulitan tinggi. Nisan-nisan di situs Mejan Tinggi terdiri dari beberapa bentuk dan tipe.

Situs ini masih menarik untuk dikaji lebih lanjut

Secara garis besar diklasifikasikan dalam tiga bentuk, yakni pipih, tonggak persegi dan bulat. Tipe nisan yang dominan adalah tipe hulu keris, kemudian diikuti oleh tipe empat persegi dan nisan tipe lain seperti nisan tipe segi tiga, bulat panjang, dan tonggak persegi. Bentuk nisan yang terdapat di Situs Mejan Tinggi sebagian besar pada ujung kepala nisan melengkung ke arah selatan.

Bentuk nisan yang terdapat di Situs Mejan Tinggi memiliki kemiripan dengan nisan kuno di Kabupaten Tanah Datar dan yang terdapat di situs megalitik Kabupaten Limapuluh Koto, Sumatera Barat. Beberapa tipe nisan, terutama tipe hulu keris memiliki kemiripan dengan nisan tipe tanduk di situs-situs megalitik Limapuluh Kota. Hal ini menunjukkan adanya kesinambungan tradisi penguburan yang terdapat di Sumatera Barat, dimulai dari penguburan di situs megalitik Limapuluh Kota, kemudian di Kabupaten Tanah Datar hingga pada situs mejan tinggi yang terletak di daerah pedalaman perbukitan.

About Author

client-photo-1
M. Catur Nugraha
Masih bekerja sebagai Naval Architect Engineer di salah satu perusahaan multinasional yang bergerak di bidang konstruksi bangunan lepas pantai sejak tahun 2012. Kecintaan kepada kampung halamannya membuat ia memutuskan untuk mendirikan Jelajah Sumbar dengan tujuan memperkenalkan keindahan Bumi Ranah Minang ke khalayak ramai dan mengajaknya untuk berkunjung ke Sumbar. Ia sangat menyukai traveling. Perjalanan yang paling ia senangi antara lain mendaki gunung, trekking ke air terjun, dan berkemah di pulau – pulau kecil. Ia juga gemar menuliskan cerita perjalanannya dan memotret obyek yang ditemuinya. Cita – citanya : menjadikan Sumatera Barat dan Wisata Padang sebagai salah satu destinasi pilihan favorit bagi wisatawan lokal maupun wisatawan Internasional.

Comments

Leave a Reply

*

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.