Category: Kuliner

Tak jauh dari Bandara Internasional Minangkabau, ada sebuah kedai yang memiliki menu andalan Soto Padang sebagai jualannya. Nama kedai tersebut ialah Soto Angkasa. Setiap hari mulai dari jam 06.30 hingga jam 19.30, kedai ini selalu ramai dikunjungi oleh pembeli yang ingin menyantap gurihnya Soto Padang ala kedai Soto Angkasa. Kami selalu merekomendasikan Soto Angkasa untuk sarapan bagi tamu kami yang datang dengan penerbangan pagi terlebih bagi mereka yang menggunakan maskapai Low cost carrier. Karena biasanya jika mengambil penerbangan pagi, kita belum sempat sarapan. Jadi sebelum memulai tour ke Mandeh, Padang ataupun Bukittinggi. Kita sarapan terlebih dahulu. Menurut cerita dari Ibu En pemiliki Soto Angkasa, ia memulai usaha sejak tahun 2000. Ketika itu ia membuka warungnya di dekat Bandara Tabing (Sebelum BIM ada, bandara Padang berada wilayah Tabing). Namun sejak bandara Tabing beralih ke Bandara Internasional Minangkabau, ia pun turut memindahkan warungnya di lokasi yang berdekatan dengan BIM. Usahanya pun berhasil, kini kita bisa melihat di kedai yang terbilang sederhana ini namun pengunjungnya tak pernah sepi. Dalam sehari kedai ini bisa menjual 150 porsi Soto Padang, belum untuk menu lainnya. Kedai Soto Angkasa menjual aneka makanan khas Padang. Selain Soto Padang, kedai ini juga menjual Lontong Sayur, Mie Rebus dan Mie Goreng serta penganan seperti rakik macho dan  kerupuk kulit. Apa kelebihan dari Soto Padang Kedai Angkasa? Menurut saya, Soto Padang ini istimewa banget, mulai dari kuahnya yang lezat, lalu irisan dagingnya yang lembut dan beberapa potong paru yang digoreng garing. Dilengkapi dengan bihun dan sedikit perkedel yang dicampur menjadi satu. Sungguh perpaduan yang sempurna. Tersedia juga sambal untuk penambah selera.     Untuk isi dari Soto Padang, kita bisa request lho, seperti irisan daging sapi, suwir – suwir ayam atau paru. Satu porsi Soto Padang biasanya juga sudah termasuk dengan sepiring nasi yang diatasnya diberikan kerupuk merah yang khas. Harga

Kabut pekat turun mengaburkan pandangan di tengah perjalanan kami menuju Bukittinggi. Tepatnya ketika kami sedang melintas di Jalan Simpang Aia Angek Koto Baru – Padang Panjang Bukittinggi. Suasana dalam mobil terasa lebih dingin membuat kami memilih untuk menghentikan perjalanan di sebuah Pondok Lawang dan Kawa Daun Pak Pangeran. Udara dingin langsung membekap tubuh tatkala kami keluar dari mobil. Sore itu Pondok Lawang dan Kawa Daun milik Pak Pangeran Sardi ini sedang dikunjungi oleh rombongan ibu – ibu dari sebuah perusahaan farmasi nasional terkemuka. Kami mencari pondok yang kosong untuk beristirahat sejenak. Kami pun memesan lamang dan kawa daun sebagai penghangat diri. Sayangnya karena hari telah sore, tapai ketan sudah habis, padahal ia adalah pelengkap yang nikmat untuk menyantap lamang. Lemang atau lamang untuk penyebutan di Ranah Minang ini terbuat dari ketan yang diolah bersama santan kelapa kemudian dimasukkan ke dalam bambu dengan panjang sekitar 30 – 40 sentimeter. Bambu tersebut lalu dibakar. Cara memasaknya yang seperti itu membuat cita rasa dan aromanya sangat khas. Bambu yang dipilih untuk memasak lemang bukanlah bambu sembarangan. Bambu ini haruslah berkulit tebal karena harus tahan bakar. Jika berkulit tipis maka dapat merusak rasa lemang itu sendiri. Pesanan kami pun datang, langsung saja kami menyantabnya bersama . Lemang buatan Pak Pangeran ini memiliki cita rasa gurih, pulen dan beraroma khas yang berasal dari bambu. Menyeruput Secangkir Kawa Daun Tak lupa menyeruput Kawa Daun untuk menampik rasa dingin. Minuman khas Minangkabau ini terbilang unik karena ia dibuat bukan dari kopi melainkan daun pohon kopi. Adapun daun kopi yang dipilih ialah daun yang sudah tua berwarna kekuning – kuningan yang sudah hampir gugur ke tanah. Usai dipetik, daun ini dijemur terlebih dahulu setidaknya satu jam. Setelah dijemur, daun kopi lalu dikeringkan di atas tungku perapian atau disangrai. Proses pengeringan ini tidak boleh terlalu lama, hanya beberapa jam

Saat mengikuti Paket Tour Padang, selain mengunjungi tempat – tempat wisata alam yang indah. Tentunya anda juga akan diajak untuk berwisata kuliner. Jika sudah memasuki waktunya makan siang atau makan malam, tour akan berhenti sesaat di rumah makan atau restoran pilihan yang sudah dijamin cita rasanya. Salah satu rumah makan yang biasa menjadi rekomendasi bagi orang – orang yang berwisata ke Sumbar adalah Rumah Makan Lamun Ombak. Rumah makan ini cukup terkenal di Kota Padang karena sering kali menjadi tempat makan para pejabat dan tokoh – tokoh nasional yang berkunjung ke Sumatera Barat. Masih ingat lagu berjudul “Nasi Padang” yang dinyanyikan oleh Audun Kvitland asal Norwegia yang pernah booming beberapa waktu yang lalu?. Katanya, lagu itu terinspirasi usai si penyanyi makan disini. Di Sumatera Barat, Rumah Makan Lamun Ombak memiliki 3 lokasi yang bisa anda pilih yaitu Jalan S. Parman No. 232 A Ulak Karang, 0751-7052922 (dari informasi yang kami dengar, ini adalah Rumah Makan Lamun Ombak yang pertama kali) Jalan Khatib Sulaiman No.99, 0751-7051426 Jalan Padang – Bukittinggi Km.24, Pasar Usang, Sungai Buluh, Batang Anai, Kabupaten Padang Pariaman, 0751-7051426 Biasanya, jika tamu yang memilih Paket Tour Padang Bukittinggi tiba di Bandara Internasional Minangkabau pada tengah hari. Maka kami akan mengajak mereka makan siang terlebih dahulu di Lamun Ombak yang ada di Jalan Padang – Bukittinggi Km.24, setelah itu perjalanan dilanjutkan menuju Bukittinggi via Lembah Anai. Rumah Makan Lamun Ombak menyediakan aneka masakan khas Minangkabau dengan cita rasa yang lezat. Semua menu dihidangkan di meja makan, sesuai dengan standard operation procedure restoran Padang lainnya. Menu andalan yang ditawarkan rumah makan ini diantaranya gulai ikan kakap, ayam goreng, ayam pop, sop daging sapi, asam pedas daging, udang kelong, ikan bakar, cah kangkung, cincang kembang, gado – gado atau lotek dan lain – lain. Untuk minumannya, rumah makan ini menyediakan berbagai macam