Setiap kota di Indonesia selalu memiliki ikon, begitu juga dengan Kota Metro Lampung. Di kota yang merupakan kota otonom kedua di Provinsi Lampung setelah Kota Bandar Lampung ini yang menjadi ikonnya adalah Masjid  Taqwa. Masjid Taqwa berada persis di pusat Kota Metro tepatnya berbelahan dengan alun – alun atau yang oleh masyarakat sekitar di sebut

Dia hanyalah bangunan yang terbuat dari kayu, beratapkan seng, terletak di tengah tanah lapang beralaskan pasir putih bekas galian timah. Di bagian depan bangunan ini terpampang tulisan SD Muhammadiyah Gantong. Ya, inilah Replika SD Muhammadiyah Gantong yang pernah menjadi latar untuk sebuah film yang diangkat dari novel fenomenal Laskar Pelangi karya Andrea Hirata. Replika SD

Bandara H.AS Hanandjoeddin merupakan pintu masuk bagi setiap wisatawan yang hendak berwisata ke Pulau Belitung yang menggunakan moda transportasi udara. Bandara ini berada di Desa Buluh Tumbang, Tanjung Pandan, Kabupaten Belitung, Kepulauan Bangka Belitung. Dahulu nama bandara ini adalah Bandara Buluh Tumbang, sesuai dengan nama desa tempat keberadaan bandara. Pernahkah terpikir siapakah H.AS Hanandjoeddin sehingga

Pada 3 – 5 September 2016 lalu, Jelajahsumbar.com baru saja mengadakan trip Belitung Negeri Laskar Pelangi yang diikuti oleh 30 peserta. Trip Belitung ini, Alhamdulillah, berjalan dengan sukses. Berikut ini adalah cerita perjalanannya. Semoga dapat menjadi referensi bagi teman – teman pengunjung website ini yang juga berkeinginan untuk mengunjungi Belitung. Perjalanan menuju Tanjung Pandan dibagi

Dari Masjid Nurul Iman, kami beranjak menuju Museum Kereta Api Sawahlunto yang jaraknya hanya sekitar 100 meter. Hari itu, kami menjadi pengunjung yang pertama, belum ada pengunjung lainnya, diluar museum nampak para pengurus museum sedang bekerja bakti membersihkan sampah – sampah yang ada. “selamat datang di Museum Kereta Api Sawahlunto, tiket masuknya Rp. 3.000 saja