Uji Kesehatan Yang Menyenangkan, Yuk Trekking ke Janjang Koto Gadang
trekking janjang koto gadang

Setelah berfoto bersama dengan latar Ngarai Sianok dan Gunung Singgalang di Obyek Wisata Taman Panorama Bukittinggi. Agenda selanjutnya seharusnya adalah memasuki Lobang Jepang. Tapi tidak dengan para peserta yang berasal dari dari bus nomor 3. Karena jadwal penerbangan mereka yang paling sore, maka masih banyak waktu yang bisa digunakan untuk mengeksplore. Setelah rembukan bersama, kami sepakat untuk trekking ke Janjang Koto Gadang.

Titik awal trekking Janjang Koto Gadang ini tidak jauh dari titik keluar Lobang Jepang. Kami menuju kesana dengan naik bus. Lalu berjalan menurun dan sampailah di titik awal trekking itu.

Jalur trekking berupa jalan setapak yang telah disusun dengan batu – batu. Jika sedang musim hujan maka jalannya cukup licin. Sebaiknya jika anda ingin trekking kesini gunakanlah alas kaki yang mumpuni.

Setelah jalur yang menurun, kami menjumpai persimpangan. Kami terus mengikuti jalur trekking. Kalau jalur yang ke kanan ke persawahan. Sebenarnya disini asik juga untuk disinggahi apalagi pada saat padi sedang hijau. Kita bisa berfoto disana dengan latar tebing ngarai dan sawah. Seperti cerita di bawah ini.

Baca Juga : Sawah Instagramable di Ngarai Sianok

Di tengah perjalanan ada jembatan gantung yang membentang di atas sungai yang airnya jernih. Jembatan ini dikenal dengan nama Jembatan Merah. Kami istirahat disini sambil berfoto di tengah jembatan. Tentu saja untuk alasan keselamatan, kami fotonya saling bergantian.

Setelah melewati Jembatan Merah barulah ujian sebenarnya dimulai. Dari sini, kami harus menaiki beberapa anak tangga dengan kemiringan yang cukup curam.

Janjang Koto Gadang yang disebut – sebut sebagai miniatur Tembok Cina ini dahulunya merupakan jalan bagi anak sekolah di era 1970 – 1980an menuju Bukittinggi.

Foto bareng sambil kembaliin nafas yang sudah megap – megap

Kemudian jalan setapak tersebut dibangun menggunakan beton dan dibentuk menyerupai tembok Cina. Janjang Koto Gadang diresmikan pada tahun 2013 oleh Bupati Agam, Indra Catri. Dan ternyata kini menjadi salah satu destinasi wisata yang cukup menarik untuk disambangi.

Saat menaiki anak – anak tangga, kita bisa mendengarkan suara kicauan burung yang merdu. Oh iya, disini kita juga bisa melihat beberapa primata seperti lutung dan monyet ekor panjang.

Akhirnya kami sampai juga di ujung dari Janjang Koto Gadang. Rasanya puas sekali, walaupun cukup melelahkan dan menguras keringat. Namun ini adalah pengalaman yang sangat luar biasa. Trekking dengan panorama alam yang begitu indah, suasana yang menyejukkan. Ga nyesel deh rasanya, lelah yang terbayarkan.

Pemandangan di puncaknya

About Author

client-photo-1
M. Catur Nugraha
Masih bekerja sebagai Naval Architect Engineer di salah satu perusahaan multinasional yang bergerak di bidang konstruksi bangunan lepas pantai sejak tahun 2012. Kecintaan kepada kampung halamannya membuat ia memutuskan untuk mendirikan Jelajah Sumbar dengan tujuan memperkenalkan keindahan Bumi Ranah Minang ke khalayak ramai dan mengajaknya untuk berkunjung ke Sumbar. Ia sangat menyukai traveling. Perjalanan yang paling ia senangi antara lain mendaki gunung, trekking ke air terjun, dan berkemah di pulau – pulau kecil. Ia juga gemar menuliskan cerita perjalanannya dan memotret obyek yang ditemuinya. Cita – citanya : menjadikan Sumatera Barat dan Wisata Padang sebagai salah satu destinasi pilihan favorit bagi wisatawan lokal maupun wisatawan Internasional.

Comments

Leave a Reply

*

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.